Florida, Gontornews–Imam masjid Syed Safik Rahman mengatakan bahwa tersangka pelaku penembakan di klub malam Orlando tidak menunjukkan indikasi mampu untuk melakukan kekerasan seperti yang terjadi.
Menurut imam masjid, Omar Mateen (29) menghadiri doa di di Islamic Center Fort Pierce pada malam hari tiga sampai empat kali dalam seminggu, Bahkan ia sering membawa anaknya yang berusia sekitar lima tahun, “Dia berdoa dan anaknya bermain,” katanya, imam telah mengenal Mateen sejak tahun 2003 ketika ia menjadi imam.
Mateen jarang bersosialisasi, ia meninggalkan tempat ketika doa berakhir. Dia tidak bicara tapi selalu tersenyum dan berjabat tangan, kata Rahman..Menurutnya,  hal itu di luar dugaan bahwa Mateen membawa senjata berat dan mengamuk di sebuah klub gay di Orlando, menewaskan 50 orang dan melukai 53.
Itu adalah serangan teror paling mematikan di Amerika Serikat sejak 11 September 2001. Pihak berwenang mengatakan Mateen menelepon 911 sebelum pembantaian dan bersumpah setia pada kelompok Negara Islam.
“Saya tidak pernah berharap ini,” kata Rahman, memegang Quran di tangannya saat ia berbicara dengan wartawan. “Kami mengajarkan perdamaian dan keadilan.,” kata imam, ia juga menambahkan bahwa Mateen mungkin telah belajarradikal dari internet.
Orang tua Mateen secara rutin menghadiri acara di masjid dan ayahnya bekerja di asuransi jiwa, kata imam. Rahman mengatakan ia prihatin tentang keselamatan masjid yang terletak di jalan perumahan yang tenang di kota kecil di pesisir Fort Pierce. “Orang-orang melihat kami terlihat jahat, dan itu masalah,” katanya. [Fathur/DJ]