New Delhi, Gontornews – Uni Emirat Arab (UEA) dan India sedang bersiap untuk memperkenalkan transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal, kata utusan New Delhi untuk Abu Dhabi pada hari Rabu (30/11). Langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesepakatan perdagangan bebas antara kedua negara.
UEA adalah mitra dagang terbesar ketiga India setelah AS dan China, dengan volume perdagangan bilateral sebesar $43,3 miliar pada 2020-2021. Selain itu, UEA merupakan ‘rumah’ bagi lebih dari 3 juta ekspatriat India, yang mengirim miliaran dolar dalam bentuk pengiriman uang ke keluarga mereka setiap tahun.
Pada bulan Februari, India dan UEA menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif. Pakta tersebut, yang mulai berlaku pada bulan Mei, mengurangi tarif hampir 80 persen dari semua barang dan memberikan akses tanpa bea masuk terhadap 90 persen ekspor India.
Duta Besar India untuk UEA, Sunjay Sudhir, mengatakan kepada Arab News bahwa masalah penyelesaian perdagangan dalam mata uang lokal telah dibahas dalam pertemuan Komisi Bersama India-UEA ke-14 di Abu Dhabi pada bulan September.
Pekan lalu, itu juga menjadi salah satu poin utama diskusi ketika Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed Al-Nahyan mengunjungi New Delhi.
“Sejak saat itu telah ada kemajuan, sebuah makalah konsep telah diserahkan oleh pihak India ke pihak UEA, diskusi sedang berlangsung antara Reserve Bank of India dan Bank Sentral UEA,” kata Sudhir kepada Arab News. Ia menambahkan bahwa modalitas akan diselesaikan “secepatnya.”
Berdagang dalam mata uang lokal — dalam konteks India-UEA, rupee dan dirham — tidak hanya mengurangi biaya transaksi tetapi juga membebaskan perdagangan dari ketergantungan pada dolar AS.
“Perdagangan antara India dan UEA sebagian besar ditagih dalam dolar, yang bisa menjadi urusan mahal bagi bisnis di kedua sisi, karena biaya konversi mata uang asing dan risiko nilai tukar,” kata Anupam Manur, profesor ekonomi dari Takshashila Institution di Bangalore.
Dia mengatakan untuk India itu juga akan mengurangi tekanan pada neraca berjalan, menghentikan depresiasi rupee dan penipisan cadangan devisa.
“Ini membuka kemungkinan untuk menggunakan sistem pembayaran umum, seperti UPI (Unified Payments Interface) untuk mengurangi biaya pengiriman uang dari orang India di UEA dan benar-benar membuat arus modal lebih mudah,” tambah Manur.
“Jika kesepakatan untuk memperdagangkan mata uang lokal berhasil maka ini akan menjadi kesepakatan penting dan modelnya dapat direplikasi dengan banyak negara lain yang memiliki hubungan perdagangan yang kuat dengan India.” []