Adelaide, Gontornews– Sekitar 800 pengunjung hadir acara Art Gallery of South Australia yang merupakan ajang pameran karya seni Islam dari berbagai negara. Pameran bertajuk More Ink Than Ocean: The Art of Writing in Islam, tersebut juga diikuti seniman dari Indonesia yang menampilkan koleksi karya seni Islam yang mengedepankan keindahan seni kaligrafi al-Qur’an sebagai tema utamanya.
Seperti dilansir dari laman ABC Australia Plus Indonesia, acara Art Gallery of South Australia tersebut memamerkan berbagai macam lukisan dan kaligrafi serta berbagai benda peninggalan budaya Islam dari berbagai negara, termasuk kitab suci al-Qur’an yang dituliskan dengan tangan dan sudah berumur ratusan tahun.
Menariknya, dari sebagaian besar koleksi yang ada, sebagian besar merupakan benda-benda seni dan sejarah dari bebagai daerah di Indonesia, termasuk beberapa kitab dan al-Qur’an hasil karya ulama-ulama di Indonesia.
Selain menampilkan berbagai karya seni kaligrafi dan benda-benda peninggalan budaya Islam, eksebisi ini juga dikolaborasikan dengan berbagai seni pertunjukan dan budaya. Kali ini pihak Art Gallery menggandeng komunitas Islam Indonesia di Adelaide yang bernaung dalam Kajian Islam Adelaide (KIA).
KIA sendiri merupakan perkumpulan masyarakat muslim Indonesia di Adelaide yang telah berdiri sejak tahun 2008. KIA sangat aktif mempromosikan wajah Islam moderat di yang menghargai keberagaman dan memelihara tradisi keislaman ala Indonesia di Australia.
KIA contohnya telah beberapa kali mengadakan dialog antar umat beragama di Adelaide, mengorganisir kegiatan donor darah dengan Palang Merah Australia, tampil berkeliling ke sekolah-sekolah dasar di Adelaide untuk mengenalkan seni budaya Islam dan Indonesia, seperti Rebana dan Ondel-Ondel, serta mengadakan kajian dengan berbagai isu seperti disabilitas, kesehatan, dan terorisme.
Koordinator KIA Â Arioma Bachtiar menjelaskan, tahun ini KIA secara khusus mendukung eksibisi di Art Gallery of South Australia melalui berbagai kegiatan. Diantaranya adalah penulisan kaligrafi, pementasan kelompok Rebana El Musafir yang melantunkan sholawat dan lagu daerah, hijab try out, seni melukis tangan dengan henna dan Ondel-Ondel Betawi.
“Tidak ketinggalan juga pertunjukan seni pembacaan ayat suci al-Qur’an melalui qiraat,†ujarnya.
Dalam acara tersebut disediakan juga kesempatan bagi pengunjung terutama anak-anak untuk berlatih memainkan alat musik rebana. Dalam waktu singkat anak-anak tersebut sudah bisa memukul rebana dan memainkannya dalam lagu secara baik.
KIA juga mengirimkan dua orang kaligrafer dari mahasiswa Flinders University asal Indonesia untuk mempresentasikan serta mengajarkan seni kaligrafi kepada 80 orang guru sekolah di Adelaide. Para guru ini akan dibekali ketrampilan kaligrafi agar mereka dapat mengajarkannya kembali di sekolah tempat mereka mengajar.
Diperkirakan tidak kurang dari 800an pengunjung hadir dalam gelaran eksebisi di hari Ahad, (5/6) lalu. Kebanyakan dari mereka datang bersama keluarga.
Menurut Mochamad Mustafa – seorang relawan yang bertugas khusus untuk menjelaskan tentang al-Qur’an dan seni membacanya, Â antusiasme masyarakat Australia atas gelaran ini sangat baik.
“Banyak kalangan dewasa maupun anak-anak memanfaatkan acara ini untuk menyampaikan keingin tahuan mereka tentang hal-hal dasar entang Islam, terutama masyarakat Islam di Indonesia,” akunya. [Ahmad Muhajir/DJ]