Tepi Barat, Gontornews — Otoritas Israel kembali memperluas pembangunan pemukiman ilegal di wilayah Palestina. Tidak tanggung-tanggung pembangunan akan dilakukan tepat di jantung kota Palestina, antara Ramallah dan Yerusalem Timur.
Organisasi Peace Now Israel dalam laporannya pada 8 Agustus kemarin mengatakan rencana pembangunan pemukiman sebanyak 9.000 unit rumah yang akan dilakukan di dekat Bandara Atarot, antara lingkungan Palestina di Kafr Aqab, Qalandiya dan ar-Ram di selatan Ramallah terus dilakukan.
Menurutnya, jika rencana tersebut benar dilakukan maka itu akan menjadi pemukiman baru pertama di Yerusalem Timur sejak Pemerintahan Mantan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang membangun pemukiman Har Homa pada 1997 silam.
“Ini adalah rencana yang sangat berbahaya yang mungkin membawa pukulan bagi solusi dua negara,” kata laporan tersebut sebagaimana dikutip Aljazeera.com.
Laporan itu juga menjelaskan, pemukiman ilegal tersebut akan mencegah Palestina untuk menjadikan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kotanya. Sebab hal itu akan memblokir koneksi Yerusalem Timur ke Tepi Barat serta memutuskan Ramallah dan utara Tepi Barat dari Betlehem dan selatan Tepi Barat.
Oleh sebab itu, organisasi tersebut meminta agar Israel menghentikan rencana pembangunan pemukiman di area itu atau Solusi dua negara yang selama ini diharapkan dapat membawa perdamaian di wilayah Timur Tengah itu akan kembali terancam.
Sementara itu, Komite Perencanaan Distrik Yerusalem akan membahas persetujuan akhir dari rencana tersebut pada awal Desember mendatang, dan setelah divalidasi dan diterbitkan maka izin konstruksi untuk bangunan akan dikeluarkan.
Hilangnya Mata Pencaharian
Untuk merealisasikan rencana membangun banyak pemukiman ilegal di wilayah teraebut, Israel membongkar paksa bangunan-bangunan milik Warga Palestina, baik tempat tinggal maupun tempat usaha, akibatnya banyak diantara mereka yang kehilangan mata pencaharian.
Salah satunya adalah Essam Khatib pemilik bangunan bengkel cuci mobil, bengkel mekanik dan elektrik. Bangunan yang telah menjadi mata pencaharian selama 20 tahun itu hancur, puluhan Rakyat Palestina yang menggantungkan hidup harus kehilangan mata pencaharian mereka.
“Para prajurit datang pada tanggal 4 Agustus sekitar pukul 3:30 pagi dan memukuli beberapa pemuda sebelum menggunakan alat berat untuk menghancurkan bangunan kami, sebuah bangunan besar yang kami miliki untuk kambing kami serta bagian dari rumah kami juga ikut dihancurkan,”ungkapnya.
Akibat ulah Israel, Khatib mengalami kerugian hingga $622.000. Bangunan yang telah menampung kehidupan 30 orang anggota keluarganya harus hilang.
Sementara itu, slah satu karyawannya, Mustafa Ayesh, dari Betlehem mengaku kebingungan lantaran tempat ia bekerja untuk menghidupi istri dan empat anaknya sudaj tidak bisa lagi diandalkan. “Saya sekarang menganggur dan sedang mencoba mencari lebih banyak pekerjaan di Betlehem tetapi hanya ada sedikit peluang kerja di sana,” kata Ayesh.[Devi]