Istanbul, Gontornews – Istanbul, Turki, akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak kemanusiaan pertama, yang akan berlangsung pada 23-24 Mei 2016. Demikian kata Jurubicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Herve Verhoosel.
Seperti dikutip Kantor Berita Anadolu, Kamis (12/5), Verhoosel mengatakan, “Kita hidup dalam situasi kemanusiaan terburuk sejak Perang Dunia II. Situasi saat ini sedemikian buruk sehingga kita perlu mengubah tentang apa yang kita lakukan. Itulah mengapa ada kegiatan pertemuan ini.”
Kira-kira 85 juta orang menerima bantuan dari 125 juta yang membutuhkan bantuan kemanusiaan. “Kesenjangan akibat dari uang dan sebagian karena masalah politik atau logistik.”
Pertemuan ini akan menjadi pertemuan puncak kemanusiaan pertama bagi PBB sejak badan dunia ini didirikan.
Menurut Verhoosel, gagasan ini lahir tiga tahun lalu dari pengalaman masa kecil Sekjen PBB.
“Ketika Ban Ki-moon adalah seorang anak kecil di Korea, ia mengungsi bersama keluarganya selama Perang Korea. Dia merasakan bagaimana meninggalkan rumahnya, meninggalkan segala sesuatu, hidup di kamp sebagai pengungsi. Dia merasakan bagaimana pengungsi saat ini tinggal di Eropa, Turki, Suriah, dan Lebanon,” kata Verhoosel.
“Dia memutuskan sudah waktunya untuk melakukan sesuatu, untuk melihat apa yang kita perlu ubah. Bahkan, cara kita memberikan dukungan kemanusiaan.”
Lebih dari 6.000 peserta dari 125 negara anggota PBB dan 50 kepala negara atau pemerintah, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel, Emir Kuwait Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, diperkirakan akan hadir.
“PBB sendiri tidak dapat menemukan solusi untuk situasi kemanusiaan, karena itu perlu pertemuan puncak untuk lembaga swadaya masyarakat (LSM),” katanya.
“Kami berharap akan ada komitmen dari negara-negara anggota, LSM dan sektor swasta,” papar Verhoosel. [Fathurroji/Rus]