Tokyo, Gontornews — Perdana Menteri Fumio Kishida, Jumat (10/02/2023), memutuskan untuk melonggarkan penggunaan masker di transportasi umum dan sekolah. Pemerintah berupaya untuk melonggarkan pedoman Covid-19 secara nasional guna mendorong kegiatan ekonomi dan sosial.
Pemerintah hanya merekomendasikan penggunaan masker di kereta dan bus selama jam sibuk atau dalam situasi ketika transportasi umum sangat padat. Sementara itu, pemerintah juga tidak akan meminta para pelajar untuk menggunakan masker selama kegiatan sekolah berlangsung.
Keputusan tersebut diambil setelah pemerintah menurunkan status hukum Covid-19 dengan menempatkannya seperti flu musiman pada 8 Mei mendatang. Perubahan ini berdampak besar pada kebijakan besar pemerintah dalam merespons wabah yang muncul pada awal 2020 tersebut.
Sejatinya, penggunaan masker merupakan tindakan pencegahan Covid-19 yang efektif. Utamanya, mereka yang berusia lanjut dan orang lain dengan gejala infeksi parah yang berada di tempat keramaian.
Tetapi, banyak warga Jepang meragukan kebijakan untuk melepas masker di lokasi keramaian dengan risiko penularan yang masih tinggi.
“Ketika kami bertemu dengan orang-orang di luar perusahaan, kami tidak punya pilihan selain tetap memakai masker karena pertimbanga mereka,” kata seorang pekerja pabrik kepada Kyodo News.
“Sebagian besar penumpang berharap untuk sementara waktu. Pemandangan di stasiun sepertinya tidak akan banyak berubah,” ungkap karyawan East Japan Railway.
Sementara itu, di sekolah, pemerintah tidak lagi mengharuskan para siswa untuk menggunakan masker. PM Kishida mengatakan pemerintah tidak akan mendesak siwa dan guru untuk memakai masker pada upacara kelulusan yang akan berlangsung pada bulan Maret mendatang.
Namun, pemerintah memberikan pengecualian dengan mengharuskan pihak sekolah untuk memberlakukan langkah-langkah pencegahan. Sebut saja, ketersediaan ventilasi yang memadai di setiap ruangan. [Mohamad Deny Irawan]