Mataram, Gontornews — Presiden Joko Widodo membuka Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) di Nusa Tenggara Barat. Hadir pada acara itu Rois Syuriah PBNU KH Ma’ruf Amin, Ketum PBNU Said Aqil Siradj, Mustasyar PBNU KH Maemun Zubair, Gubernur NTB TBG Zainul Majdi dan Menag Lukman Hakim Saifudin.
Pembukaan Munas dan Konbes dihadiri lebih dari 1000 undangan. Di samping itu, ribuan warga Nahdliyyin NTB dan provinsi lainnya juga memadati halaman masjid.
Presiden menyambut baik gelaran Munas dan Konbes NU. “Mohon Pak Kiai, di Munas dan Konbes ini bisa disampaikan rekomendasi yang berhubungan dengan pemerintah agar kami bisa menindaklanjuti. Terutama terkait gerakan radikalisme dan intoleran,” terang Presiden Jokowi di Mataram, Kamis (23/11).
Sebelumnya, Ketum PBNU menyampaikan bahwa Munas Alim Ulama dan Konbes NU mengangkat tema “Memperkokoh nilai kebangsaan melalui gerakan deradikalisasi dan penguatan ekonomi warga”. Tema ini menurutnya penting diangkat di tengah mulai pudarnya semangat nasionalisme.
Menurut Said, Munas Alim Ulama akan membahas 18 permasalahan umat, antara lain: revisi UU KUHP yang merupakan warisan Belanda dan sudah tidak digunakan lagi di negara asalnya; hukum jual beli frekuensi; hukumnya penggunaan dana haji untuk infrastruktur; UU Difabelitas; redistribusi aset; serta etika berbangsa dan bernegara.
Munas Alim Ulama dan Konbes NU ini akan berlangsung selama tiga hari, 23-25 November 2017. [Fathurroji]