Jakarta, Gontornews — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merekrut 7.000 Guru Garis Depan (GGD) yang akan dikirim ke 93 kabupaten yang tersebar di 28 provinsi di seluruh Tanah Air. Perekrutan ini merupakan solusi dari permasalahan kekurangan guru di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).
“Sekarang kita membutuhkan anak-anak yang datang ke sana untuk mengajar, mendidik, dan menginspirasi. Jangan berpikir hanya menjadi guru. Namanya menjadi guru tapi perannya sebagai inspirator,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan di Jakarta seperti dilansir laman kemdikbud, Jumat (14/5).
Program ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Program GGD ini tidak hanya sekedar pemenuhan kebutuhan guru di daerah 3T, namun juga seperti merajut kembali tenun kebangsaan.
“Jadi bukan sekedar dari tempat yang sama (mengajar) ke tempat yang sama, tapi membuat tenun menjadi satu. Kita semua termasuk yang beruntung karena berinteraksi dengan ragam etnik dan budaya, tapi ada jutaan orang Indonesia lain yang tidak pernah berinteraksi,” ujar Mendikbud.
Anies mengakui, guru-guru yang dikirim ke daerah 3T memang memiliki kendala yang berat seperti medan, ketersediaan listrik, infrastuktur yang menantang.
Akan tetapi, guru-guru tersebut sangat berperan dalam pencerdasan generasi muda dan berperan menjadi agen perubahan, sehingga tugas mulia tersebut harus diemban dengan amanah.
“Dulu di awal kemerdekaan, para mahasiswa dengan sukarela dikirim ke daerah tertinggal untuk mengajar di sekolah-sekolah yang belum ada gurunya, itu jadi contoh untuk generasi sekarang,” ujar penggagas Indonesia Mengajar tersebut.
Pengiriman GDD ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman tentang pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) guru-guru yang diterima dalam program GGD bersama para bupati yang kabupatennya akan menerima mereka.
Di antara bupati yang hadir tersebut adalah Bupati Sorong Provinsi Papua Barat, Bupati Nias Provinsi Sumatera Utara, Bupati Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan Bupati Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.
Tahun ini, jumlah GGD meningkat drastis dibandingkan program tahun 2015 yang mengirimkan 798 orang guru. Guru-guru yang dikirim ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dalam program GGD adalah guru-guru dengan status CPNS dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG). [Ahmad Muhajir/Rus]