Jakarta, Gontornews — “Tradisi halal bihalal adalah asli made in Indonesia dan syiar Idul Fitri, silaturahim dan mudik hanya ditemukan di Indonesia, di Eropa dan Timur Tengah tidak ada, bahkan di Arab Saudi tidak ditemukan kemeriahan pasca Idul Fitri,†ujar Pimpinan Pesantren Al-Hikam yang juga anggota Wantimpres KH Hasyim Muzadi.
Tampil menyampaikan tausyiah pada acara Halal Bihalal Idul Fitri 1437H di Kemenag, Jakarta, Hasyim menyebutkan, di Arab Saudi, kemeriahan justru terasa pada malam ke-27 dan 29 Ramadhan. “Di sana yang ramai itu puasanya, syiar Idul Fitrinya tidak ada, yang ada shalat Idul Fitrinya sedangkan di sini hari raya sangat ramai, sekalipun ada yang tidak tidak puasa,†ujar Hasyim yang disambut tawa hadirin.
Halal Bihalal antara lain dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, serta para pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Agama.
Lebih jauh Hasyim menuturkan, masyarakat Indonesia lebih banyak mendahulukan hal-hal yang bersifat perayaan, keramaian dan kemeriahan dalam menyambut Idul Fitri atau lebih akrab disebut hari Lebaran. Hal-hal ini, paparnya, tidak dilarang dalam agama tapi termasuk dalam Syiar Idul Fitri.
“Hal yang dilarang untuk dilakukan adalah mengubah hal-hal yang sudah baku, seperti mengubah tatacara shalat Idul Fitri. Jika hal tersebut dilakukan, hal tersebut bukan saja bid’ah akan tetapi sudah termasuk Khilaful Syari’ah,†ujarnya seperti dikutip kemenag.go.id.
Mantan Ketua Umum PBNU itu mengatakan, meski beberapa tradisi yang ditemukan di Indonesia tidak tertera dengan jelas di dalam al-Qur’an dan hadis, pada zaman Rasul tidak ada, akan tetapi selama masih sesuai dengan pokok syariat agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, maka tidak ada salahnya untuk tetap dipelihara keberadaannya.
“Memang Islam turun di Saudi tetapi diperuntukkan bagi seluruh alam (Rahmatan lil alamiin),†katanya.
Hasyim mengatakan, Idul Fitri merupakan Hari Raya Kemanusiaan. Idul Fitri bukan hanya sebuah peristiwa akan tetapi lebih merupakan sebuah fenomena di mana kemanusiaan akan lebih terbangun melalui proses puasa dan Idul Fitri. “Pada saat berpuasa kita dapat mengoreksi diri sendiri, saat Idul Fitri kita memulai Hablumminannaas,†tuturnya.
Menurutnya, kegiatan merekatkan hubungan dengan sesama manusia salah satunya adalah dengan merekatkan tali silaturahim. Karenanya, lanjut Hasyim, acara Halal Bihalal dilaksanakan Menteri Agama untuk merekatkan hubungan Menag bersama jajaran pejabat dengan pegawai Kementerian Agama. [Rusdiono Mukri]