Zwara, Gontornews—Setidaknya ada 104 mayat terdampar di pantai di kota Libya barat Zwara. Angkatan laut pada  Jumat lalu mengingatkan jumlah korbanakan bisa bertambah.
“Mayat diambil pada Kamis malam sebanyak 104 tapi jumlah korban diperkirakan akan meningkat karena perahu rata-rata membawa 115-125 penumpang,” kata juru bicara angkatan laut Libya Kolonel Ayoub Qassem seperti dikutip Arab News (4/6).
Penyelundup manusia telah mengeksploitasi kekacauan yang mencengkeram Libya sejak 2011 setelah para pemberontakan menggulingkan Muammar Qaddafi, para migran menyeberangi Laut Mediterania menuju Eropa.
Ini adalah bisnis yang menguntungkan bagi penyelundup yang menjejalkan migran ke perahu kecil dan tidak aman untuk perjalanan berbahaya ke Italia yang berjarak 300 km dari pantai Libya. Ribuan migran mencoba setiap tahun untuk menyeberang, tapi banyak yang tenggelam.
Qassem mengatakan bahwa kapal migran yang berangkat dari Libya barat biasanya berangkat dari kota pelabuhan Sabratha dan Zwara, dengan penumpang sebagian besar berkebangsaan Afrika atau Arab, ada juga yang dari Maroko.
Qassem mengatakan tidak jelas apakah korban berasal dari tiga perahu yang terbalik pekan lalu di lepas pantai Libya. PBB mengatakan pada saat itu adahampir 700 migran, termasuk 40 anak-anak berada di kapal tersebut dan tenggelam.
Menurut PBB sudah ada sebanyak 204.000 migran dan pengungsi telah menyeberangi Mediterania ke Eropa sejak Januari 2016. Lebih dari 2.500 orang telahmenjadi korban keganasan laut Mediterania tahun ini – sebagian besar dari mereka menyeberang dari Libya ke Italia Eropa, hal ini menjadi pertempuran krisis migrasi terburuk sejak Perang Dunia II.
Qassem mengkritik kegagalan masyarakat internasional untuk menangani masalah ini. Banyak Negara hanya diam dan tidak bertanggung jawab termasuk pejabat pemerintah Libya dan LSM. [Fathur/DJ]