Jeddah, Gontornews — Menteri Urusan Islam Arab Saudi, Sheikh Saleh Al-Asheikh, mempertanyakan  sikap Iran dalam mengawal urusan haji warganya. Dia mengatakan bahwa haji harus dilakukan untuk memuliakan Allah, dan tidak untuk membuat pernyataan politik, seperti yang Iran ingin lakukan.
Dia mengatakan bahwa jamaah harus diizinkan untuk melakukan ritual mereka dalam damai. Tindakan memecah belah dilakukan oleh Teheran, hal ini tidak sesuai dengan ajaran Islam dan dilarang oleh Nabi Muhammad saw saat membawa Islam ke dunia ini, ia menambahkan.
Sheikh Saleh Al-Asheikh seperti dikutip oleh publikasi lokal, ada upaya untuk mempolitisasi haji ketika revolusi di Iran berlangsung dipimpin oleh Ruhollah Al-Khomeini, padahal hal ini bertentangan dalam Al Qur’an dan Sunnah, menteri menambahkan.
Dia mengatakan Haji dan Umrah harus dilakukan untuk Allah. Iran, sejak revolusi di negara itu pada tahun 1979, telah berusaha untuk menggunakan haji untuk melakukan demonstrasi. Ini bukan apa yang telah diajarkan Nabi, dan bagaimana dia bertindak ketika ia melakukan haji di tahun 10 hijriyah. Persatuan harus menjadi tujuan dari semua Muslim, katanya.
Al-Asheikh mengatakan bahwa Iran mengklaim sebagai negara Muslim tapi berperilaku bertentangan dengan tujuan yang dinyatakan ini. Tujuan utama negara Iran adalah untuk melemahkan dunia Muslim.
Al-Asheikh mengatakan bahwa Kerajaan tidak akan pernah mencegah umat Islam untuk melakukan haji dan bahwa umat Islam mendukung posisi yang diambil oleh Kerajaan. Persatuan di dunia Muslim adalah tujuan dari raja, putra mahkota, dan wakil putra mahkota, katanya.
Al-Asheikh mengatakan banyak sarjana telah menggunakan media untuk menyatakan bahwa mereka menentang tuntutan Teheran, dan mereka mendukung Kerajaan dalam upaya untuk mengekang terjadinya upaya menciptakan perpecahan politik selama haji. [Fathur/DJ]