Bojonegoro, Gontornews — Gempa berkekuatan 7.4 SR di Sulawesi Tengah pada Oktober 2018, masih menyisakan duka mendalam bagi warga Palu dan Donggala.
Banyak warga terdampak gempa dan tsunami terpisah dengan sanak saudara, tempat tinggal hancur, dan tak sedikit yang kehilangan mata pencaharian. Khususnya para nelayan yang kehilangan perahu akibat diterjang gempa dan tsunami.
Melalui program kemanusiaan, Lembaga Amil Zakat Nasional Nurul Hayat, meluncurkan program “Perahu Untuk Donggala”. Melalui program ini, nantinya akan disalurkan bantuan perahu untuk nelayan yg kehilangan perahu mereka.
Sehingga program ini menjadi salah satu upaya agar para nelayan korban terdampak gempa di Sulteng tetap bisa mencari nafkah untuk keluarga.
Konsultan Zakat Nurul Hayat Bojonegoro, Ahmad Muhajir, mengungkapkan, “Program perahu untuk Donggala ini diinisiasi Nurul Hayat pasca tim SIGAB melakukan aksi tanggap bencana di Sulawesi Tengah.”
Saat itu tim SIGAB, lanjutnya, menyisir daerah pesisir pantai Donggala yg terdampak gempa. Tepatnya di Desa Lombonga dan Desa Walandano yang kerusakannya cukup parah.
Setelah memberikan bantuan medis, logistik, air bersih, sanitasi darurat, dan kebutuhan lainnya, dilakukan pendampingan bergulir, sekaligus improvisasi mengikuti perkembangan di lapangan.
“Nurul Hayat melihat kebutuhan perahu mendesak diberikan supaya bisa membantu para nelayan mencari nafkah untuk keluarganya,” ujar ayah dua anak ini kepada Gontornews.com (1/2).
Arman, kepala Kelompok Nelayan Desa Lombonga, menyampaikan, “Sejak kejadian gempa para nelayan tidak bisa melaut karena armada mereka hilang. Jika pun ada telah rusak.”
Sementara, lanjutnya, tidak ada biaya untuk membuat perahu lagi. Kalau pun ada sisa uang mereka gunakan untuk membuat rumah sederhana yang rusak bahkan roboh akibat gempa dan tsunami.
“Semoga dari Nurul Hayat ini bisa membantu para nelayan memiliki perahu lagi untuk mencari ikan di laut,” ujarnya.
Ada sekitar 50 nelayan yang membutuhkan perahu untuk bisa melaut yang menjadi mata pencahariannya. Sambil menunggu perahu selesai, sebagian ada yang bekerja menjadi pemetik cengkeh yang bukan bidangnya.
Laznas Nurul Hayat menghadirkan program pemberdayaan ini untuk para nelayan Donggala, sekaligus siap bersinergi dengan berbagai pihak yang kemanfaatannya segera bisa dirasakan penerima manfaat.
Per unit perahu dibutuhkan biaya sebesar Rp 2.5 juta. Dengan total kebutuhan mencapai Rp 125 juta untuk 50 perahu. Program ini mengawali beberapa pemberdayaan masyarakat yang digulirkan Nurul Hayat.
Sekaligus membuka kesempatan bagi siapa pun untuk berdonasi melalui lembaga yang meraih penghargaan Laznas terbaik 2018 dari Baznas ini. <Edithya Miranti>