Jakarta, Gontornews — Sejumlah pengurus Dewan Pengurus Wilayah dan Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan di DKI Jakarta dari kubu Djan Faridz dan Muhammad Romahurmuziy berkumpul dengan para sesepuh partai. Mereka membahas soal dukungan partai di Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua.
Mereka menolak keputusan partai dari dua kubu yang mendukung pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Alasannya, dukungan tersebut bertentangan dengan asas partai yang bernapaskan Islam.
“Kami ingin luruskan kepada pendukung PPP, masyarakat luas, karena partai ini asasnya Islam maka siapapun yang dipilih harus muslim,” kata anggota Majelis Tinggi PPP, Bachtiar Chamsyah, di Kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (14/4), seperti dikutip Muslimbersatu.com.
Dia menambahkan, seharusnya PPP sebagai rumah besar umat Islam dan berasas Islam mendukung pemimpin yang seiman. Namun demikian, hal itu bukan berarti partainya anti terhadap minoritas.
“PPP punya prinsip, kebijakan yang di luar asas partai itu adalah salah. Ini bukan berarti ini partai SARA, tidak. Ini berdasarkan asas partai, maka tolong pisahkan asas partai dengan isu SARA,” ujarnya menambahkan.
Mantan Menteri Sosial ini menjelaskan PPP menghargai keberagaman yang tertuang dalam Bhineka Tunggal Ika. Namun, dalam konteks politik, seluruh kader disebutnya harus mematuhi asas partai yang berlaku.
“Kami menegaskan bahwa kami sangat cinta dengan Indonesia, kami sepakat dengan Bhineka Tunggal Ika, dan kami sepakat dengan keutuhan NKRI dalam konteks bernegara. Tapi dalam konteks pilihan politik, kami tetap mengacu pada asas partai,” ujarnya.
Kader PPP dari kubu Romi dan Djan Faridz yang hadir di antaranya yaitu Abraham Lunggana alias Haji Lulung, Yudo Paripurno, Bachtiar Chamsyah, Zarkasih Nur, Aisyah Amini, Anwar Sanusi, Syukri Fadholi, Mardiono, Habil Marati, Ubaidilah Murod, dan Mudrick Sangidu.[DJ]