Tripoli, Gontornews — Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum Majelis Amanah, pimpinan, dan civitas akademika Universitas Tripoli. Pertemuan ini menjadi rangkaian kegiatan dalam kunjungan Menag ke Lebanon.
Di hadapan akademisi Tripoli, Menag menyampaikan keinginannya untuk memperkuat kerjasama pendidikan tinggi, antara Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Indonesia dengan perguruan tinggi di Lebanon, khususnya Universitas Tripoli. “Kerjasama antara pendidikan tinggi di Indonesia dan Lebanon perlu ditingkatkan,” kata Menag di Universitas Tripoli, Jumat (22/7).
Hadir bersama Menag, anggota Wantimpres KH Hasyim Muzadi, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Amsal Bahtiar, Pjs Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an Muchlis M Hanafi, dan Sekretaris Menteri Khoirul Huda Basyir.
Kesempatan bertemu rektor, jajaran pimpinan, serta para guru besar dan dosen di Universitas Tripoli juga dimanfaatkan Menag untuk mengenalkan lebih jauh perkembangan PTKI di Indonesia. Menurutnya, peran PTKI di Indonesia sangat penting. Alumni PTKI saat ini mencapai 145 ribu dan berkiprah di berbagai bidang, baik di pemerintahan maupun swasta.
“Saat ini, jumlah mahasiwa PTKI mencapai 685 ribu dan mereka merupakan generasi bangsa yang potensial dalam meningkatkan daya saing bangsa dan pelopor kader Islam rahmatan lil alamin,” terangnya.
Kepada para cendekiawan Tripoli, Menag juga mengenalkan program 5.000 doktor. Menurutnya, Kementerian Agama di bawah kepemimpinannya telah mencanangkan program pengiriman dosen PTKI untuk melanjutkan S3 di dalam dan luar negeri dengan beasiswa penuh dari Pemerintah. Menag menegaskan kesiapannya untuk bekerjasama dengan perguruan tinggi terbaik di Lebanon terkait program ini.
“Kami ingin mendapatkan informasi tentang perguruan tinggi terbaik di Lebanon yang menyelenggarakan program doktoral,” ujarnya.
Ketua Umum Majelis Amanah Universitas Tripoli, Sheikh Rashid Mikati menyambut baik kunjungan Menag dan rombongan ke Universitas Tripoli. Sheikh Rasyid juga menegaskan komitmen dan kesediaannya untuk menindaklanjuti kerjasama pendidikan keagamaan dengan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia.
“Kami juga berkomitmen untuk menyiapkan SDM anak-anak dunia Islam yang berdaya saing di level internasional dengan paham Islam yang toleran dan progresif,” tuturnya. [Fathurroji/Rus]