Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS Yusuf [12]: 111).
Allah SWT adalah Zat Yang Maha Penyayang. Allah SWT tidak menginginkan umat manusia tersesat dan mengulangi kesalahan yang sama sebagaimana dialami umat terdahulu.
Sebaliknya, Allah SWT menghendaki agar manusia mau berserah diri dan patuh layaknya para nabi dan orangorang shalih terdahulu.
Karena itu, Allah SWT sengaja menghadirkan beragam kisah kaum terdahulu termasuk sejarah perjalanan para nabi. Tujuannya, agar umat Nabi Muhammad SAW mau berpikir dan mengambil hikmah. Dengan begitu, kita bisa terselamatkan dan bersama-sama masuk ke dalam surga.
Selain banyak diceritakan di dalam al-Qur’an, kisah-kisah umat terdahulu itu kini sudah banyak dibukukan, seperti kisah tentang kekufuran Firaun, perjuangan Nabi Musa, perjalanan Nabi Yunus, Nabi Yusuf, hingga Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, kisah kaum terdahulu itu juga guna menguatkan iman Rasulullah SAW dan meneguhkan hatinya.
“Dan semua kisah dari rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang–orang yang beriman.” (QS Hud [11]: 120).
Selain ditujukan untuk Rasulullah SAW, peneguhan hati dengan kisah al-Qur’an ini juga berlaku untuk seluruh umat manusia di muka bumi. Kisah-kisah nyata tersebut dapat dimanfaatkan manusia sebagai penerang, petunjuk, dan menjadi pedoman dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Dengan begitu, manusia dapat terus berhati-hati bertindak dan selalu mendapat keridhaan Allah SWT dan bukan murka-Nya.
Sebagaimana yang sudah dialami kaum Nabi Luth dan kaum Nabi Nuh. Juga sebagaimana Allah SWT telah menenggelamkan kaum Firaun yang terang-terangan menyekutukan Allah SWT.
Artinya, kita perlu mengambil hikmah dan pesan dari umat sebelumnya, baik umat yang telah dibinasakan karena kezaliman dan kekufurannya atau umat yang terselamatkan berkat keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
Lantas bagaimana dengan kondisi umat akhir zaman seperti sekarang ini? Sudahkah kita membekali diri dengan selalu menggali ayat-ayat suci dan memetik pelajaran dari kisah-kisah di dalamnya? Jika belum, maka kita perlu segera mengkaji dan menggalinya. Setidaknya, kita perlu membaca sekumpulan kisah penuh hikmah tersebut untuk menjadi bekal perjalanan hidup ke depan.
“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya, dan ada beberapa rasul lain yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. Rasul-rasul itu sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul–rasul itu. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS an-Nisa’ [4]: 164-165).
Jadi, semua kisah yang tertoreh di dalam al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW adalah sebaik-baik kisah sejarah yang dapat diambil hikmah dan pelajaran. Karena kisah tersebut bersumber dari wahyu Allah SWT dan disampaikan semata-mata agar menjadi pelajaran bagi mereka yang berakal dan mau berpikir. [Edithya Miranti]