Jakarta, Gontornews — “Man Jadda Wajada”. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil”. Demikian pepatah Arab yang dapat menggambarkan perjuangan Ustadz Dahrul Ikhwanul Umar, SPd.I dalam mewujudkan cita-citanya merintis pesantren pencetak kader-kader umat di salah satu daerah berpenduduk minoritas Muslim, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Berkah perjuangan dan kesungguhannya itulah di pinggiran Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang berbatasan dengan Kabupaten Kupang berdiri Yayasan Darul Aulya pada tanggal 18 Juli 2019.
Terletak di Jl. Markus Tosi Rt 19 Rw 07 Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak Kota Kupang – Nusa Tenggara Timur, sejak awal berdirinya dan hingga saat ini Yayasan Darul Aulya baru memiliki 50 santri yang rata-rata berusia 13 – 14 tahun dengan 10 tenaga pengajar termasuk Ustadz Dahrul sendiri.
Menurutnya, niat untuk berjuang menyelamatkan masa depan generasi Muslim merupakan hal pertama yang menjadi titik pijaknya dalam merintis dan mengembangkan Yayasan Darul Aulya, karena tidak semua orang di NTT berani membangun pesantren, mengingat sejumlah posisi penting mulai dari RT hingga Gubernurnya non-Muslim. “Kalau bukan kita yang memulai lalu siapa yang memulai,” bebernya kepada Majalah Gontor.
Ia mengaku menimba ilmu itu dari para guru yang pernah ditemuinya. Hal lain yang tidak kalah pentingnya lagi yaitu memupuk pengalaman belajar di sekolah, pesantren dan forum kajian. Pria kelahiran Tenau, Kupang, 10 Desember 1992, ini tercatat telah menyelesaikan pendidikannya di SD Inpres Tenau (1998-2004) dan MTsN Kupang (2004-2007) sebelum melanjutkan pendidikannya di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Madinatunnajah Tangerang Selatan (2008-2011), Pesantren Al-Masthuriyah Sukabumi (2012 – 2015) dan Sekolah Tinggi Islam Publisistik Thawalib Indonesia (2011-2015).
Semasa kuliahnya ia bergabung dalam PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), Tim Forum Kajian Lintas Pemikiran (Forklip), Forum Kajian Ilmian Nusa Cendana dan pernah menjadi Ketua Umum Kesatuan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Indonesia Timur (KAPPMIT) (2013-2015). Bisa dikatakan Yayasan Darul Aulya yang dirintis oleh Ustadz Dahrul Ikhwanul Umar, SPd.I benar-benar dari nol. Semua berjalan apa adanya dengan sarana dan prasana yang terbatas.
Melihat perkembangan animo masyarakat untuk belajar Islam, alumni Pondok Pesantren Madinatunnajah Jakarta menerima santri yang ingin mondok di pesantrennya. Merekalah santri pertama Pondok Pesantren Darul Aulya. Jumlahnya 50 anak sedangkan tenaga pengajarnya hanya 10 orang termasuk Ustadz Dahrul sendiri.
“Kami buka madrasah dan juga pendidikan formal di dalam pesantren, tetapi izin sekolah formalnya masih menginduk ke sekolah lain. Mohon doanya, kami sedang berjuang untuk pembebasan lahan agar jadi pesantren. Sedang kami upayakan untuk bisa diselesaikan agar SHM-nya bisa atas nama yayasan,” tuturnya.
Lebih jauh menurut Ustadz Dahrul, kiprah Pondok Pesantren Darul Aulya beredar dari mulut ke mulut hingga menyebar ke masyarakat sekitar. Obsesinya pun sederhana. Ia menginginkan pesantrennya langgeng dan maju. Bukan karena pimpinannya tapi karena kualitas pesantrennya. Terutama mashlahat alumninya yang berkiprah di masyarakat.
“Semoga dari pesantren ini muncul kader-kader Muslim agar ruhul Islam di Kupang ini hidup dan anak-anak yang dididik di pesantren ini bisa membangun peradaban Islam dan dakwah syiar Islam bisa tersebar di seluruh penjuru wilayah Nusa Tenggara Timur,” jelasnya. []