Bogor, Gontornews — MES Bogor menyelenggarakan SEMESTA (Serial MES Talks and Action!). Webinar bulanan PD perdana berlangsung Sabtu 16 Januari 2021, dengan tema “Indonesia Darurat Pinjol”.
Berlangsung live melalui aplikasi Zoom dan Youtube, webinar Semesta 1 menampilkan Keynote Speaker: Bupati Bogor Hj Ade Yasin, SH MH dan dua narasumber. Pertama, H Cecep Maskanul Hakim MEc (Anggota Pleno Dewan Syariah Nasional MUI Pusat, Asisten Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Pusat 2017-2020). Kedua,
H Hendri Tanjung, S.Si., M.M., M.Ag., M.Phil., Ph.D. (Ketua Dewan Pakar PD MES Bogor, Komisioner BWI Pusat, Wadir Pascasarjana UIKA Bogor, Ketua Pengawas Syariah Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia).
Acara dipandu oleh Host Anto Apriyanto MEI (Wakabid Diklatkonday PD MES Bogor dan Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Bogor 2015-2020 dan 2020-2025). Acara diawali laporan dan sambutan acara oleh Ketua Umum PD MES Bogor Dr Efrita Norman MM.l, dilanjutkan opening speech Bupati Bogor dan pemaparan materi oleh dua narasumber.
Bupati Bogor Ade Yasi menyampaikan keresahannya tentang praktik pinjol dan model pinjaman berbunga lainnya di masyarakat, khususnya di Kabupaten Bogor, seperti Bank Keliling, ‘Bank Emok’, ‘Barjanji’, selain rentenir lainnya yang berkedok Koperasi Simpan Pinjam. Juga cerita tentang para korban pinjol bahkan ada yang sampai shock meninggal atau bunuh diri.
Bupati Bogor mengimbau agar masyarakat tidak mudah pinjam ke pinjol dan pinjaman ribawi lainnya. Sebaiknya cari pembiayaan syariah.
Pemkab Bogor juga terus berusaha menerapkan banyak program pemberdayaan masyarakat desa agar bisa sejahtera, salah satunya yaitu SADESAMI (1 Desa 1 Milyar), dan masih banyak lagi. Selain tentu mendorong terus jangkauan pelayanan BPRS BTB (Bogor Tegar Beriman) agar dapat menyentuh hingga lapisan masyarakat bawah. Bupati mendukung program edukasi PD MES Bogor dan berharap acara semacam ini bisa bermanfaat bagi masyarakat dan mampu berkelanjutan.
Mengutip Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Ketua MES Bogor Efrita Norman, berita pengaduan pinjol terkait bunga, pelanggaran data pribadi, penagihan tidak beretika, restrukturisasi, dan lainnya, selama periode Januari hingga November 2020 sebanyak 3.726 kasus. Sementara LBH Jakarta mengklaim telah menerima pengaduan sejak November 2018 hingga Februari 2020 sebanyak 5.093 kasus pengaduan pinjol. Menurut OJK lebih banyak lagi.
Kondisi Pinjol saat ini meresahkan masyarakat, mengganggu stabilitas sosial ekonomi, serta memakan bahkan korban bahkan nyawa. “Semua terjadi karena masyarakat kecil sangat butuh dan terdesak keuangan dan hanya pinjol yang memberikan akses kemudahan pinjaman dan cepat cair. Sayangnya berbunga dan berdenda tinggi, tidak beretika dalam penagihan utang, serta bisa mengakses data privasi nasabah, jelas Efrita.
Menurut Ketua MES Bogor, webinar gratis ini diikuti oleh lebih 100 orang, belum termasuk yang menyaksikan via live streaming channel YouTube Kalam Tv. Setelah ini akan ada Wehinar Semesta II pada pertengahan Februari mendatang.
Narasumber pertama Cecep Maskanul Hakim menyoroti regulasi pemerintah mengenai pinjol yang dikelola OJK, ada kelemahannya misalnya kebolehan pinjol memiliki data privasi nasabah. Bahaya dan kejamnya pinjol. Langkah yang harus ditempuh jika nomor telepon kita dianggap penjamin utang orang lain dan dikirimi tagihan utang orang lain. Hingga rekomendasi solusi penyelesaian kebutuhan pinjaman akses keuangan secara syariah melalui Koperasi Syariah, BMT, BAZ/LAZ, lembaga wakaf, BPRS, dan Bank Wakaf Mikro.
Narasumber kedua Hendri Tanjung menyoroti 206 pinjol ilegal menurut OJK dan mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dan jangan tergiur rayuan pinjol. Ia juga menyampaikan analisis mengapa masyarakat begitu mudahnya tergiur pinjol karena syarat mudah dan cepat cair.
Sebagai solusi, Hendri Tanjung menawarkan konsep koperasi syariah yang bila dibandingkan dengan pinjol sangat jauh perbedaannya baik dari segi keamanan bahkan hingga keberkahan. Kebetulan koperasi syariah yang diawasinya termasuk 3 besar koperasi syariah di Indonesia, termasuk 100 koperasi besar Indonesia, dan peringkat 1 koperasi terbaik di Provinsi Banten.
Saat ini koperasi tersebut sudah beroperasi di semua wilayah Provinsi Banten ditambah yang baru ialah sudah merambah 7 daerah di Kabupaten Bogor, yaitu Parung, Ciseeng, Kemang, Tenjo, Ciampea, Leuwiliang, dan Jasinga dengan jumlah anggota mencapai 170.000 orang. Ia juga menyinggung soal konsep Bank Wakaf Mikro yang diyakini mampu memberikan fasilitas permodalan bagi para pedagang kecil.
PD MES Bogor in Syaa Allah akan menyelenggarakan SEMESTA edisi kedua bulan Februari yang akan datang.[DJ]