Ponorogo, Gontornews — Ma’had Al-Muqoddasah Li Tahfidhil Qur’an merupakan pondok tahfidz terbaik yang menempati urutan ke-3 setelah pondok pesantren Darul Huffadh 77 Bone. Ma’had ini mendidik para santri agar menjadi huffadz yang disiplin, mandiri, dan berjiwa qur’ani.
Selain diberikan pendidikan umum, para santri juga mendapatkan materi pendalaman al-Qur’an yakni dengan membaca, menghafal, dan mengamalkan. “Dalam aplikasinya, santri yang duduk di kelas 1 sampai 3 tingkat SD, biasanya masih ditekankan pada pembelajaran Iqro,” ujar Ustadz Heikal Yanuarshah Ibadillah kepada Gontornews.com.
Jika bacaan al-Qur’annya sudah lancar dan tidak terbatah-batah, maka santri akan mulai diintenskan untuk menghafal al-Qur’an. Biasanya, sebelum menghafal, santri dianjurkan untuk membaca ayat yang akan dihafal berulang-ulang. “Jika sudah lancar barulah mereka mulai menghafal,” sambung Ustadz Heikal.
Untuk santri, hafalan dimulai sehabis subuh dan ashar. Baru selepas magrib kembali mengulang atau menambah hafalan. “Semua tergantung keseriusan juga kemampuan masing-masing anak,” lanjut Pimpinan Harian Pondok Al-Muqoddasah tersebut.
Pondok ini berusaha untuk mengkondisikan segala sesuatunya. Karena pondok tahfiz bukanlah pondok sembarangan, sehingga tidak boleh memaksakan. Putra KH Hasan Abdullah Sahal ini juga menambahkan bahwa di sini setiap anak biasanya menyetor satu halaman sehari.
Program hafalan setiap anak ditarget sesuai dengan kemampuan si anak. Dalam hal ini gurulah yang bisa menentukannya sendiri. “Ada anak yang mampu, dia bisa ditarget satu tahun selesai. Tapi ada juga yang hanya bisa satu ayat satu hari,” ungkap Ustadz Khairul Fata Lc.
Namun demikian, kegiatan di sini tetap mengikuti kegiatan utama, yakni menghafal al-Qur’an. Bahkan jika suatu hari ada anak yang tidak lancar hafalannya, maka ustadz tersebut berhak menghukum si anak untuk tidak boleh masuk kelas terlebih dahulu sampai ia lancar hafalannya. <Edithya Miranti>