Jakarta, Gontornews — Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai sejumlah kasus penyerangan terhadap ulama dalam kurun waktu tiga bulan terakhir seperti direkayasa. Apalagi disebut-sebut pelakunya mengalami gangguan jiwa.
“Di kalangan umat Islam muncul persepsi ini tidak berdiri sendiri tetapi rekayasa sistematis. Itu pendapat resmi institusi MUI. Saya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan juga menyampaikan hal serupa. Ini logika kami,” ujar Ketua MUI Din Syamsuddin di Gedung MUI Pusat, Menteng, Jakarta, Rabu (21/2).
Karenanya, mereka mengklarifikasi langsung kepada pihak Kepolisian yang diwakili Kabareskrim Polri Ari Dono Sukmanto sore tadi.
Pihaknyapun meminta agar jajaran Polri tidak mudah berkesimpulan bahwa pelaku adalah orang gila. Sebab, akan menimbulkan kecurigaan dari masyarakat bahwa kasus itu nantinya tidak diselesaikan.
Lagi pula, publik juga akan balik bertanya kenapa pelaku kebanyakan orang gila dan menyasar tokoh agama.
“Tadi sudah dijelaskan, bisa kita terima walaupun mungkin ada sebagian yang belum puas,” tambah Din.
Din juga menerangkan, kasus ini akan menjadi runyam jika terus berlanjut. Apalagi jika dikaitkan dengan proses politik.
Umat Islam bisa sewaktu-wakti bereaksi tidak proporsional lantaran yang menjadi korban adalah ulama, kiai, atau mubaligh. “Bisa juga ini jadi adu domba antar umat beragama. Kita tidak ingin seperti itu,” tegasnya.
Untuk itu, MUI mendorong Polri agar kasus-kasus tersebut segera dituntaskan. “Kita mendorong dan mendukung ini diselesaikan,” pungkas Din.[DJ]