Jakarta, Gontornews — Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin menyoroti polemik yang berkembang di masyarakat, khususnya tentang pemahaman orang yang berpuasa menghormati orang yang tidak berpuasa. Menurutnya, logika ini terbalik dengan landasan toleransi yang ada di Indonesia.
“Logika kita itu yang tidak puasa menghormati orang puasa,†ungkap Kiai Ma’ruf meluruskan kerancuan logika tersebut.
Ia memberikan contoh, jangan berisik kalau ada orang lagi shalat. Menurutnya, logikanya tidak tepat jika orang yang shalat untuk menghormati yang berisik.
“Yang sedang menjalankan ibadah itu orang puasa, sehingga jangan makan minum secara demonstratif. Itu logikanya jangan terbalik,†ujarnya.
Seperti diketahui, belakangan ini muncul berbagai bentuk tuntutan dari kelompok tak bertanggung jawab agar umat Islam lebih bertoleransi. Namun sayangnya, logika dan pemahaman mereka tak masuk akal dan hanya menimbulkan reaksi kemarahan umat Islam.
Salah satu contohnya, beredar spanduk ucapan Ramadhan yang ditulis dengan cacat logika. Keanehan spanduk ini sangat jelas karena bertuliskan “Untuk kualitas puasa yang super, ‘Hormati orang yang tidak berpuasa’.”
Anehnya lagi, foto spanduk yang beredar di dunia maya tersebut memampang logo NU dan lembaga Kepolisian. Adanya spanduk kontroversi ini jelas menuai berbagai kecaman dan bisa mengeruhkan hubungan antarumat beragama di Indonesia. [Ahmad Muhajir/Rus]