Jakarta, Gontornews— Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengaku telah mengakaji fenomena Dimas Kanjeng Taat Pribadi secara runtu. Kesimpulannya, masyarakat kita sedang sakit sehingga masih percaya dengan orang yang mengaku bisa menggandakan atau mengadakan uang.
Menurutnya, kalau memang seseorang bisa menggandakan uang mengapa uang orang lain yang digandakan. Misalnya dia punya uang 10 ribu digandakan saja menjadi 10 juta, besoknya digadakan lagi menjadi 10 miiyar, sampai menjadi 10 triliun.
“Ada apa ini harus cari sampai di Makassar,Apalagi ada maharnya,” ujar Kiai Hasyim dalam acara talkshow yang disiarkan secara langsung di salah satu televisi swasta, dikutip Gontornews.com Selasa (4/10) malam.
Kiai Hasyim tak habis fikir di zaman rasional dan modern seperti sekarang masih banyak yang percaya kepada Taat Pribadi yang mengaku bisa menggandakan uang Indonesia dan beberapa uang luar negeri. Apalagi mengikutnya banyak, ini menandakan masyarakat sedang sakit.
“Masyarakat bawah miskin, masyarakat menengah mulai kesulitan ekonomi dan masyarakat tingkat atas sudah sangat serakah sehingga berapa pun uangnya tidak pernah cukup,” paparnya.
Sehingga dalam kondisi ini irasionalitas muncul dan Insya Allah kalau tidak ada penanganan akan terjadi terus.
“Jadi agama dan sebagainya hanya sebagai landasan tapi ujungnya adalah uang,” paparnya.
Sudah begitu, masyarakat diingatkan jangan mendekati begituan tapi masyarakat tidak selalu mengerti membedakan mana penipuan, mana gendam dan mana karomah.
Lebih mudahnya, ujar Kiai Hasyim, perhatikan beberapa isyaratnya, kalo ada seseorang mengaku bisa begini dan begitu tetapi kelakuhannya tidak baik dan ibadahnya tidak jelas jangan mendekatinya.
Kedua, kalau minta sesuatu yang jahat dia mengikuti, misalnya pak dukun tolong toko di sebelah dimatiin saja supaya toko saya rame.
“Begitu dia mau jangan didekati,” ujar ulama kelahiran Tuban Jawa Timur yang menjadi anggota dewan pertimbangan presiden ini.
Sehingga harus ada kehati-hatian jangan mendekati orang-orang yang mengaku auliya tetapi ibadah dan akhlaknya tidak sesuai dengan ajaran Islam.
“Mereka ini membaliknya akan berbahaya dia akan meminya imbalan yang jumlahnya lebih besar. Kalau jin masih ada lumayan tapi tetap tidak mudah karena tetap minta imbalan kalau tidak cukup bisa mengganggu anak cucu,” paparnya.
Kiai Hasyim mengakui adanya iman kepada hal yang ghoib tetapi meminta bantuan atau bekerja sama dengan malaikat tentu saja tidak mungkin, karena malaikat hanya mengikuti perintah Allah. Sedangkan bila bekerja sama dengan syaitan maka syaitan akan meminta upah yang lebih banyak lagi.
“Upahnya bisa dengan mengorbankan binatang bahkan nyawa orang dijadikan sebagai tumbal,” jelasnya. [Ahmad Muhajir]