Istanbul, Gontornews — Pemimpin Partai Republik Rakyat (CHP), oposisi utama Turki, Kemal Kilicdaroglu, mengatakan setelah upaya kudeta yang gagal pekan lalu, negara perlu direstrukturisasi. Di sisi lain ia juga menyerukan agar pananganan mereka yang terlibat upaya kudeta sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
Berbicara pada acara partai bertajuk “Rapat Umum Republik dan Demokrasi” di lapangan yang terkenal di Istanbul, Taksim Square, Ahad (24/7), Kilicdaroglu mengatakan upaya kudeta 15 Juli yang gagal telah secara terbuka menunjukkan bahwa pengelolaan negara harus berdasarkan meritokrasi.
“Restrukturisasi negara adalah keharusan,” kata Kilicdaroglu kepada massa pendukungnya, tidak hanya dari CHP tapi juga dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).
Untuk pertama kalinya, pendukung CHP dan AKP bersama-sama berpartisipasi dalam unjuk rasa menentang upaya kudeta yang menewaskan sedikitnya 246 orang dan lebih dari 2.000 lainnya terluka. Teriak mereka bersama-sama atas nama demokrasi dan republik selama acara.
Sebelumnya CHP telah mengundang AKP untuk datang bergabung dalam rapat umum. Ajakan ini disambut positif oleh AKP.
“Negara tidak dapat dikelola dengan kebencian, kemarahan dan prasangka. Orang-orang yang telah mencoba kudeta harus diadili sesuai dengan aturan hukum. Martabat dan keseriusan negara mewajibkan ini,” kata Kilicdaroglu.
Ia menambahkan bahwa penyiksaan, penganiayaan, tekanan dan ancaman terhadap komplotan kudeta akan membuat negara sama perilakunya seperti mereka.”Ini tidak boleh terjadi,” tandasnya.
Sebelumnya, pengamat hak asasi manusia Amnesty International mengatakan telah menerima bukti yang kuat bahwa para tahanan mengalami pemukulan dan penyiksaan, termasuk pemerkosaan, sejak upaya kudeta yang gagal itu.
“Ini benar-benar penting bahwa otoritas Turki menghentikan praktik-praktik menjijikkan dan mengizinkan pemantau internasional untuk mengunjungi semua tahanan ini di tempat mereka ditahan,” kata direktur Amnesty Eropa, John Dalhuisen, seperti dikutip hurriyetdailynews.com.
“Percobaan kudeta yang gagal ini telah menunjukkan sekali lagi betapa demokrasi dan kebebasan itu mulia bagi kita semua,” kata Engin Altay, wakil kepala CHP, sebelum rapat dimulai.
“Semua 133 anggota parlemen CHP hadir di Taksim. Tapi kami bukan satu-satunya pemilik demokrasi. Semua orang harus datang ke pertemuan ini dan menunjukkan kepada dunia betapa demokrasi telah diinternalisasi oleh Turki, “katanya kepada wartawan.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengundang para pemimpin partai yang berkuasa dan dua oposisi ke Istana Presiden di Ankara pada 25 Juli untuk membahas upaya kudeta dan langkah-langkah yang diambil terhadap komplotan kudeta, serta menormalisasi politik di Turki pasca-upaya kudeta.
Sumber dari kantor presiden menyebutkan, Erdogan telah menyampaikan undangan kepada Perdana Menteri Binali Yildirim, pemimpin AKP, Kilicdaroglu dan Devlet Bahceli, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP).
Erdogan akan menerima ketiga pemimpin partai karena sikap bersatu mereka terhadap upaya kudeta dan mendengarkan pandangan mereka tentang penanganan terhadap organisasi Fethullah Gulen yang dituduh mengorganisir upaya kudeta.
Erdogan tidak mengundang Pemimpin Partai Demokrat (HDP) Selahattin Demirtas yang berseberangan pandangan soal Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang terlarang.
Undangan Erdogan untuk Kilicdaroglu akan menjadi penting dalam memperbaiki hubungan antara keduanya, karena mereka telah ‘bermusuhan’ dalam dua tahun terakhir. Sebab, Kilicdaroglu menolak untuk mengunjungi istana presiden yang baru dibangun sejak Erdogan pindah ke kompleks presiden yang besar dan mewah itu. Maka pertemuan 25 Juli, hari ini, akan menjadi pertemuan yang pertama bagi Kilicdaroglu. [Rusdiono Mukri]