Manila, Gontornews — Petinju dunia yang juga politisi Filipina Manny Pacquiao tampaknya akan kembali memenangkan kursi di Senat Filipina.
Kemenangan mantan juara dunia tinju ini ditandai dengan hasil mengumpulkan sekitar 93 persen suara yang menempatkan dirinya ke delapan besar.
Seperti dilaporkan guardian, Pacman, julukan Manny Pacquiao, memberikan suara pada Senin (9/5) di kandang sendiri dari provinsi Sarangani Selatan.
Ia telah bangkit kembali dalam jajak pendapat setelah kehilangan dukungan pada bulan Februari lalu karena pernyataannya yang menuai kontroversi tentang pernikahan sesama jenis.
Pacquiao mengatakan, hubungan sesama jenis “lebih buruk dari binatang”. Dalam laman facebooknya, Pacquiao juga pernah menulis, “Jika seorang pria berhubungan seksual dengan pria lain, ia harus dihukum mati.â€
Pernyataan ini tidak hanya dikecam para pendukung LGBT tapi juga oleh perusahaan sepatu olahraga Nike yang menarik dukungan terhadap dirinya.
Atlet adu jotos yang pernah merebut kemenangan atas Chris John (Indonesia) dan berduel dengan petinju Amerika Serikat Floyd Mayweather Jr ini juga pernah dilarang masuk ke sebuah mal di Los Angeles karena komentarnya terkait pernikahan sejenis.
Namun, popularitas Pacquiao di Filipina tampaknya tak terganggu dengan komentarnya terkait hubungan sejenis tersebut. Petinju paling terkenal di Filipina ini kembali mewakili Provinsi Sarangani di DPR yang mengulang kemenangannya pada Mei 2010 silam.
Terakhir, di tengah kegiatan kampanyenya pada April 2016, beredar isu bahwa salah satu faksi kelompok Abu Sayyaf (ASG) akan melakukan aksi penculikan terhadap keluarganya dan meminta tebusan uang. Informasi itu berasal dari intelijen Filipina yang disampaikan Presiden Beniqno Aquino melalui media masa.
Menanggapi ancaman ini, mantan juara tinju delapan kelas yang sering melakukan kegiatan sosial ini mengaku heran mengapa ASG mengincar dirinya.
Pacquiao mengaku, selama ini dirinya berusaha menjalin hubungan baik dengan siapapun termasuk dengan umat Islam di Filipina.
Ia juga pernah datang ke Indonesia dalam upaya penyelamatan terhadap Mary Jane Veloso warga negara Filipina yang divonis hukuman mati atas kasus narkoba oleh Pemerintah Indonesia.
Sikap itu setidaknya membuat eksekusi Mary Jane ditunda. Meski sudah berada di sel isolasi Nusakambangan, Mary Jane tak jadi menemui ajalnya. [Ahmad Muhajir/Rus]