Istambul, Gontornews – Setelah kudeta digagalkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuntut Amerika Serikat menangkap atau mengekstradisi Fathullah Gulen dari negara itu. Oposan Turki yang mengasingkan diri di AS harus mempertangungjawabkan provokasi kudeta yang telah menewaskan 200 orang tewas.
“Negara ini banyak menderita karena ulah Gerakan Gulen,” kata Erdogan di tengah lautan pendukungnya yang berkumpul di dekat rumahnya di Istanbul.
“Saya menyeru AS dan Presiden Barack Obama … untuk menangkap Fethullah Gulen atau mengembalikannya ke Turki,” tambahnya. “Jika kita mitra strategis, saatnya melakukan apa yang diperlukan,” tegas Erdogan sebagaimana ditayangkan CNN.
Sementara itu, Gullen yang melarikan diri ke AS sejak 16 tahun lalu, berusaha menyangkal tudingan itu. Dari kediamannya di Saylorsburg, Pennsylvania, Gulen mengatakan upaya kudeta telah sering terjadi. Siapa pun bisa mendalangi kudeta: bisa nasionalis, bisa oposisi. Bisa siapa saja,’’ ungkapnya melalui seorang penerjemah.
“Saya telah pergi dari Turki selama 16 tahun. Apa yang terjadi menunjukkan stabilitas yang memburuk di Turki,” tambahnya.
Seruan Presiden Erdogan disampaikan setelah Turki menutup pangkalan udara NATO di Incirlik. Penutupan diduga sebagai upaya pencegahan adanya manuver udara setelah diketahui keterlibatan sejumlah perwira AU Turki. Pesawat militer sempat meraung-raung di udara ketika jutaan warga turun ke jalan dan menentang upaya kudeta. Bahkan, hotel dimana Erdogan berada sempat dihujani bom.
Setelah, Erdogan dan Abdullah Gul mengajak rakyat menentang kudeta, masjid-masjid di seluruh pelosok Turki mengumandangkan adzan di luar waktu sholat. Jutaan warga Turki pun serentak keluar. Sambil bertakbir, mereka memenuhi jalan-jalan dan menutup akses gerakan panser kudeta.[Dedi Junaedi]