Dubai, Gontornews — Empat lembaga PBB, Jumat (12/2/2021), mengatakan setidaknya 400.000 anak balita Yaman meninggal karena kelaparan. Angka mengejutkan ini tersaji setelah angka kekuragan gizi parah melonjak drastis akibat perang dan pandemi Covid-19.
Sebuah laporan yang dilansir Reuters mengabarkan keempat badan PBB tersebut memproyeksikan peningkatan 22 persen balita Yaman mengalami kekurangan gizi akut ketimbang tahun sebelumnya. Akibatnya, mayoritas penyandang gizi buruk berisiko mengalami kematian. Beberapa daerah Yaman yang termasuk yaitu Aden, Hodeidah, Taiz dan Sana’a.
“Angka-angka ini seruan lain untuk bantuan dari Yaman. Setiap anak yang kekurangan gizi juga berati keluarga yang berjuang untuk bertahan hidup,” kata Direktur Eksekutif World Food Programme (WFP), David Beasly.
Selain WFP, dokumen tersebut juga melibatkan laporan dari Food Agriculture Organization (FAO), UNICEF dan World Health Organization (WHO).
Mereka memperkirakan 2,3 juta anak balita lain berisiko menglami kekurangan gizi akut pada tahun 2021. Konflik menyebabkan anak-anak dan ibu hamil di Yaman mengalami malnutrisi. Belum lagi persoalan tingginya angka kerawanan pangan dan penyakit yang timbul akibat kondisi tersebut. Laporan tersebut juga merilis sekitar 1,2 juta wanita hamil atau menyusui mengalami gizi akut tahun ini.
Pemerintah Yaman secara resmi tidak pernah mengumumkan kondisi bencana kelaparan. Namun, PBB melalui lembaganya telah mengumumkan bahwa Yaman sedang berada dalam krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
Badan-badan PBB tersebut mengatakan bahwa mereka membutuhkan bantuan sekitar 3,4 miliar dolar AS. Namun, hanya 1,9 miliar AS yang masuk untuk membantu Yaman. [Mohamad Deny Irawan]