Pasang Iklan Pasang Iklan
  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah
Rabu, 20 Januari, 2021
Gontornews
  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
No Result
View All Result
Gontornews
No Result
View All Result
Home Inpirasi Oase

Pengalaman Dosen INAIS Lebaran di Titik Nol Afrika

Rusdiono Mukri by Rusdiono Mukri
3 Juni 2020
in Oase
0
Foto: Dokumentasi Zulfikar

Tunis, Gontornews – Kota Tunis di Tunisia dan Kota Sabang di Aceh terpisah sekitar 9.178 kilometer jauhnya. Kendati terpisah ribuan kilometer tapi keduanya ternyata memiliki persamaan. Apa persamaannya? Mungkin ada yang menjawab keduanya kota yang mayoritas warganya beragama Islam. Atau kuliner khas Tunis, Tajin Sibnekh, yang sekilas mirip dengan kare ayam Indonesia yang banyak di Sabang. Tapi bukan itu yang dimaksud.

Tunis dan Sabang sama-sama berada di titik nol. Jika Kota Sabang merupakan titik nol Indonesia, maka Kota Tunis titik nol Afrika. Benua Afrika membentang dari Tunis di utara sampai Cape Town di Afrika Selatan.

Di titik nol Afrika inilah dosen Institut Agama Islam Sahid (INAIS) Bogor, Zulfikar Ismail Lc MA, saat ini berada. Ketua Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) INAIS ini sedang menempuh program doktor (S3) di Universite Ezzitouna, Tunis, Tunisia.

Saat menghadiri acara Halal Bihalal yang diselenggarakan secara online oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) INAIS, Ahad (31/5), Zulfikar mengisahkan pengalamannya berhari raya Idul Fitri di Tunisia.

BACA JUGA

Jejak Islam di Belarusia

Dilema Muslim di Prancis

2021 Akan Berdiri Bank Syariah Pertama di Australia

Muslim dan COVID-19 di Belanda

Suasana Baru Masjid Hagia Sophia

Ia menuturkan, lebaran Idul Fitri di Tunis kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, sebagaimana di Indonesia, di Tunisia juga sedang diberlakukan pembatasan aktivitas sosial (PSBB) sehingga perayaan Idul Fitri kurang semarak. “Kami melaksanakan shalat Idul Fitri di rumah, berenam,” ujarnya.

Di Tunis, Zulfikar tinggal bersama lima mahasiswa lainnya. Semuanya asal Indonesia. “Di rumah saya ada enam mahasiswa pascasarjana. Semuanya kuliah di Universite Ezzitouna,” kata pria asal Aceh itu.

Usai shalat Idul Fitri, Zulfikar dan rekan-rekannya menyantap makanan bersama-sama. “Lebaran kali ini terasa sepi,” paparnya melalui aplikasi zoom.

Jika tak ada PSBB atau lockdown, Zulfikar biasanya merayakan Idul Fitri di Wisma Duta Besar RI di Les Berges du Lac, Tunis, bersama warga negara Indonesia (WNI) di Tunisia. “Usai shalat kita sambung Halal Bihalal dan makan-makan masakan Indonesia,” papar pria yang sudah sembilan tahun tinggal di Tunis itu.

Zulfikar menuturkan, di hari raya, Kedutaan Besar Republika Indonesia (KBRI) Tunis mengumpulkan WNI di Wisma Duta Besar untuk shalat Idul Fitri. Mereka diantar jemput oleh KBRI menggunakan bus. Saat ini di Tunisia ada sekitar 200 WNI. Termasuk staf KBRI. Jumlah mahasiswa Indonesia di Tunisia 141 orang.

Merayakan lebaran Idul Fitri di KBRI, lanjut Zulfikar, lebih terasa nikmat karena serasa berada di Indonesia. Selain karena bisa berkumpul dan beramah tamah dengan orang-orang Indonesia, juga karena lantunan takbiran di Tunis berbeda dengan di Tanah Air. “Takbiran di KBRI serasa di Indonesia,” tambahnya.

Biasanya yang menjadi imam dan khatib shalat Idul Fitri di KBRI mahasiswa. Pernah juga staf KBRI. “Tapi  sangat jarang, biasanya mahasiswa,” kata Zulfikar yang juga pernah jadi khatib di KBRI.

Zulfikar, dan juga WNI lainnya, berada di KBRI hingga bakda Dzuhur. “Usai shalat Dzuhur berjamaah kami baru pulang,” ujar mahasiswa Prodi Comparaison des Religions (Perbandingan Agama) itu.

“Lebaran di KBRI sangat terasa kekeluargaannya. Persaudaraan terasa erat karena di sini tidak ada orangtua dan keluarga dekat,” ujar pria kelahiran, Alue le Puteh, Aceh Utara, 1 Januari 1987, itu. []

Tags: INAISSabangTitik nolTunisZulfikar Ismail
ShareTweetSend
Previous Post

Covid-19 Indonesia: 28.233 Kasus dan 1.663 Kematian

Next Post

Palestina Buka Pembicaraan dengan Israel Melalui Rusia

Rusdiono Mukri

Rusdiono Mukri

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Klik Untuk Memesan Buku

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Informasi Pendaftaran Santri Baru Ma’had Al-Muqoddasah Li Tahfidzil Qur’an

Informasi Pendaftaran Santri Baru Ma’had Al-Muqoddasah Li Tahfidzil Qur’an

22 Desember 2020
Lima Makanan Herbal Membantu Mengobati Cikungunya

Lima Makanan Herbal Membantu Mengobati Cikungunya

19 September 2018
Kehidupan Muslim Timor Leste

Kehidupan Muslim Timor Leste

15 Maret 2020
foto: kompas.com

Merdeka Belajar: Konsep dan Implementasi di Era Digital

29 Februari 2020
Foto: kesatu.co

HNW Pinta Menag Realisasikan Bantuan Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama di Luar Negeri

19 Januari 2021
WHO: Kematian Akibat Covid-19 Tembus Dua Juta Jiwa

WHO: Kematian Akibat Covid-19 Tembus Dua Juta Jiwa

19 Januari 2021
Pesantren AFKN Bekasi Terapkan Terapi Imunitas Tubuh ala Raja Papua

Pesantren AFKN Bekasi Terapkan Terapi Imunitas Tubuh ala Raja Papua

19 Januari 2021
Jerman Berlakukan Pembatasan Ketat Hingga 10 Januari 2021

Kanselir Jerman Setujui Perpanjangan Masa Penguncian

19 Januari 2021

Banjir Bandang Cisarua Puncak Bogor, 900 Jiwa Terdampak

19 Januari 2021
India Mulai Ekspor Vaksin Covid-19

India Mulai Ekspor Vaksin Covid-19

19 Januari 2021
Gontornews

Kantor:
Jalan Raya RS Fatmawati Jl. Madrasah Taman Sejahtera No.1A RT.06 RW.03 (Area Masjid Jami' Al-Munir) Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp: 021-29124801
021-29124802
Email:
sirkulasi@gontornews.com
iklan@gontornews.com
penjualan@gontornews.com

Cari

No Result
View All Result

Tentang Kami

  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah

© 2018 gontornews.com. All Rights Reserved

  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
No Result
View All Result

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com