Jateng, Gontornews–Meskipun perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) dalam perkembangan kinerjanya signifikan. Tapi tetap saja ada dibeberapa tempat KSPPS BTM yang mengalami manajemen kegagalan. Semua itu, kata Akhmad Sakhowi Ketua Pusat KSPPS BTM dalam acara training BTM di Jawa Tengah Sabtu (6/5) kemarin, tidak lepas dari kualitas sumber daya insani (SDI) yang ada. Kualitas sumber daya insani yang tidak berkualitas itulah yang mempengaruhi maju dan mundurnya BTM selama ini.
Terkait dengan hal itu, dan menjawab tantangan microfinance kedepan, Sakhowi menekankan pentingnya penguatan bagi SDI BTM. Dengan cara membuat pelatihan pelatihan BTM secara tematik yang disesuaikan dengan kebutuhan SDI. “Ini kami lakukan secara terencana dalam tiap tahun,”ucapnya.
Mengembangkan microfinance syariah sangat unik, bila dibandingkan dengan lembaga keuangan lainya, apalagi banyak nasabah atau anggota yang bankable tapi tidak visiable. Disinilah SDI dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mengembangkan microfinance.
Jika tidak memiliki inovatif dalam menciptakan terobosan terobosan baru, Sakhowi, menyakini akan mengalami kelambatan dalam pengembangan BTM. “Ini sudah banyak terjadi dimana mana,”ungkapnya.
Tantangan microfinance seperti BTM sangat berat, hal ini terkait dengan kebijakan single digit, penurunan suku bunga perbankan dll. Terkait dengan hal ini, Sakhowi meminta kepada para pengelola BTM harus efektif dan efisien dalam mengelola manajemen. Itu artinya sistem operasional prosedur dan sistem operasional manajemen pengelolaan BTM harus ditaati. [fathur]