Istanbul, Gontornews – Warga Turki berbondong-bondong meninggalkan kota-kota terbesar di negara itu untuk menghabiskan waktunya di kampung halaman atau tempat peristirahatan ketika Turki memberlakukan penguncian penuh akibat korona.
Hurriyetdailynews.com merilis, eksodus dari Istanbul, Ankara dan İzmir menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalan raya, sementara sebagian yang lain juga berbondong-bondong ke terminal bus dan bandara.
Penguncian berlangsung mulai 29 April pukul 7 malam hingga 17 Mei.
Selama penguncian, perjalanan antarkota harus mendapat izin dari pihak berwenang. Itulah sebabnya orang bergegas meninggalkan kota besar sebelum tenggat waktu. Orang-orang juga membentuk antrean panjang di depan kantor gubernur untuk mendapatkan izin perjalanan semacam itu.
Izin perjalanan juga bisa diperoleh secara online melalui E-devlet dan hotline “Alo 199”. Hanya mereka yang memiliki alasan yang masuk akal yang diizinkan untuk bepergian antarkota selama 17 hari penguncian, yang juga mencakup tiga hari libur Idul Fitri.
Banyak orang menuju ke destinasi liburan populer, seperti Bodrum dan Marmaris. Namun, para ahli memperingatkan bahwa penguncian tidak boleh dilihat sebagai kesempatan untuk berlibur dan itu dimaksudkan untuk mengekang penyebaran virus.
Mereka memperingatkan bahwa kerumunan besar di resor dan pertemuan keluarga di rumah dapat menjadi tempat berkembang biak virus jika orang mengabaikan aturan anti-virus.
Selama lockdown, semua bisnis akan ditutup dengan pengecualian tertentu.
Supermarket akan beroperasi enam hari dalam sepekan tetapi tutup pada hari Ahad, sedangkan restoran dan kafe hanya akan menawarkan layanan pengiriman.
Pemerintah memutuskan untuk memberlakukan aturan yang lebih ketat itu secara nasional karena jumlah harian kasus virus korona mencapai rekor, berkisar di sekitar 60.000. Namun, selama sepekan terakhir, jumlah infeksi telah di bawah 50.000. []