Vatikan, Gontornews–Imam besar Masjid Al-Azhar Kairo menemui Paus Francis di Vatikan pada hari Senin (23/5). Pertemuan pertama di Vatikan antara pemimpin umat Katolik dan otoritas tertinggi dalam Islam Sunni menandai puncak hubungan yang signifikan dalam hubungan antara kedua agama sejak Francis menjabat pada tahun 2013.
“Pertemuan kami adalah pesan,” kata Francis dalam komentar singkat pada awal pertemuannya dengan Sheikh Ahmed al-Tayeb seperti diunggah World Bulletin (23/5).
Dalam sebuah pernyataan, Al-Azhar adalah lembaga pendidikan besar, kata Tayeb ia telah menerima undangan dari Francis dalam rangka mengeksplorasi upaya untuk menyebarkan perdamaian di dunia. Pertemuan berlangsung sekitar 30 menit.
Keputusan Tayeb untuk terbang ke Roma, tiba-tiba diumumkan pekan lalu, diikuti meredanya ketegangan serius yang menandai pemerintahan pendahulunya Fransiskus Benediktus XVI.
Hubungan yang memburuk ketika Paus Benediktus pada September 2006 berpidato di mana ia telah mengaitkan Islam dengan kekerasan, memicu protes mematikan di beberapa negara dan serangan balasan terhadap umat Kristen.
Sebelumnya juga Paus Yohanes Paulus II-bertemu dengan imam grand Al-Azhar di Kairo pada tahun 2000, setahun sebelum serangan 11 September di New York, hubungan mendadak berubah antara Barat dan dunia Islam.
Kunjungan pada Senin lalu merupakan pertemuan yang efektif sebagai timbal balik dari pertemuan yang lama tertunda dan Vatikan mengatakan bahwa kedua pemimpin agama telah menekankan pentingnya pertemuan baru ini.
Juru bicara Vatikan Federico Lombardi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa paus dan imam telah membahas tantangan yang dihadapi oleh agama-agama besar dunia.
Tayeb memutuskan untuk menerima undangan ke Roma sebagai respon dari berbagai gerakan damai yang dilakukan Francis untuk dunia Muslim sejak terpilih pada awal 2013.
“Jika bukan karena posisi-posisi yang baik pertemuan tidak akan terjadi,” ujar Wakil Imam, Abbas Shuman, pada Minggu (22/5).
Menurut Shuman, Tayeb akan membawa pesan bersama untuk kedua Barat dan Muslim, dan merancang untuk mempromosikan Islam yang benar dan memperbaiki kesalahpahaman yang dibuat oleh kelompok-kelompok ekstremis teroris.
“Dia mendorong negara-negara untuk tidak menganggap warga Muslim sebagai kelompok yang menghadirkan ancaman,” kata Shuman.
Shauman juga mendorong umat Islam yang ada di masyarakat Barat untuk berbaur dengan masyarakat mereka, ini adalah pesan perdamaian dari Imam dan Paus. [Fathur/DJ]