Ramallah, Gontornews — Seorang aktivis Palestina menyerukan untuk memboikot aktivitas facebook sebagai protes tindakan perusahaan jejaring sosial tersebut memblokir sejumlah akun media Palestina. Aksi protes ini muncul dengan Hashtag #FBCensorsPalestine di Twitter dan didukung ribuan follower.
“Kami khawatir bahwa facebook akan membantu pendudukan dan menutup satu-satunya ruang untuk berekspresi bagi rakyat Palestina,” kata Iyad Al-Rifai, jurubicara kampanye melawan penutupan akun media Palestina seperti dilansir Arabnews, Selasa (27/9).
Pemblokiran tersebut diduga terjadi setelah adanya pertemuan antara pejabat Israel dan petinggi facebook awal bulan ini. Pertemuan itu di antaranya membahas penghentian apa yang disebut hasutan online. Menteri Keadilan dan Keamanan Publik Israel juga turut serta mencari undang-undang yang melarang penggunaan facebook untuk memajukan “teror” dan melarang hasutan dari Internet.
Jumat (23/9), facebook memblokir sejumlah akun media Palestina seperti Shehab News Agency yang memiliki lebih dari 6,3 juta liker dan Quds News Network yang memiliki 5,1 juta liker. Sejumlah wartawan media yang memiliki akun facebook juga menjadi sasaran pemblokiran.
“Saya percaya bahwa pemblokiran ini dipicu oleh kesepakatan antara facebook dan Israel pada awal bulan ini, di mana mereka sepakat untuk bersama-sama memerangi posting bermuatan ‘hasutan’ dari warga Palestina di media sosial,” kata Nisreen al-Khatib, seorang jurnalis dan penerjemah dari Quds News Network.
Senada dengan hal tersebut, editor media the intercept Glenn Greenwald menegaskan bahwa ada kolaborasi antara facebook dan Israel untuk menyensor konten yang dianggap merugikan tindakan Israel di Palestina.
“Upaya sensor bersama ini akan diarahkan pada orang-orang Arab, Muslim dan Palestina yang menentang pendudukan Israel,” tulis Greenwald.
Greenwald juga menyebut bahwa pada tahun 2014 ribuan warga Israel pun menggunakan facebook untuk mengirim pesan “menyerukan pembunuhan warga Palestina.”
Namun facebook selalu berkelit dan tidak mengakui kekeliruanya. Dalam surat permohonan maafnya, Sabtu (24/9), perusahaan milik Mark Zuckerberg berkantor pusat di California AS ini beralasan bahwa pemblokiran sejumlah akun media Palestina merupakan kesalahan yang tak disengaja.
“Halaman yang dihapus karena kesalahan dan akan dikembalikan segera setelah kami mampu menyelidiki penyebabnya,” kata facebook.
Alasan facebook ini meragukan sejumlah pihak yang merasa dirugikan karena terjadi tidak hanya sekali. Direktur Shehab News Agency Rimah Mubarak menyebut selama tahun 2016 telah terjadi pemblokiran sebanyak keempat kali. [Ahmad Muhajir/Rus]