Jenewa, Gontornews — Perjalanan pengungsi di Laut Mediterania dari Libya ke Italia merenggut nyawa setidaknya 1.083 migran selama seminggu terakhir. Ini disebabkan kapal penyelundup yang dipakai pengungsi tidak layak untuk mengarungi lautan, akhirnya banyak yang kandas dan tenggelam meskipun laut tenang dan langit cerah.
Para petugas bantuan mengatakan, geng penyelundupan dari Libya menggunakan cara yang sangat berisiko untuk mendapatkan keuntungan dari para warga yang sedang putus asa untuk bisa selamat dan kehidupan menggiurkan di Eropa.
Lebih parah lagi, bangkai kapal banyak ditemukan pihak berwenang, dan mereka mengakui tidak memiliki informasi yang tepat tentang berapa banyak orang yang kapalnya macet dan ditelan oleh air besar di Mediterania selatan.
Dalam laporan Independent.com, Rabu (1/6) dijelaskan, ratusan korban kapal karam dibawa ke pelabuhan Italia pekan lalu. Mereka masih terbayang dengan jumlah perempuan dan anak-anak di perahu yang terbalik. Mereka masih bisa mendengar tangisan anak-anak di antara kapal tenggelam, kata pengungsi yang selamat.
“Saya mulai menangis ketika saya melihat situasi dan menemukan kapal tanpa mesin. Ada banyak wanita dan anak-anak,” kata Filmon Selomon (21) yang terjun ke laut untuk menyelamatkan diri.
“Air datang dari mana-mana, atas, bawah. Anak-anak dan perempuan menangis,” kata Habtom Tekle, seorang pengungsi 27 tahun. “Pada titik ini saya hanya mencoba untuk berdoa. Semua orang berusaha untuk mengambil air dari perahu.”
Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan Selasa (31/5) bahwa 62 orang dikonfirmasi tewas dan 971 orang hilang dan yang diduga tenggelam di sembilan tempat terpisah sejak 25 Mei pada rute laut Libya ke Italia.
William Spindler, juru bicara badan pengungsi PBB, kepada wartawan di Jenewa mengatakan, tahun ini Laut Mediterania sudah terbukti menjadi lautan yang “sangat mematikan”. Jumlah korban 2.510 jiwa, jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 1855 nyawa.
Juru bicara IOM Joel Millman mengatakan kepada The Associated Press bahwa korban pada minggu lalu adalah yang terbesar dalam satu minggu sejak pertengahan April tahun lalu, ketika 1.226 orang tenggelam atau hilang.
Dalam bangkai kapal pekan lalu, 500 orang masih hilang setelah sebuah kapal tanpa mesin terbalik. Sehari sebelumnya, 250 orang hilang dan lima dipastikan tewas. Begitu juga 45 orang dikonfirmasi tewas dan 215 hilang di sebuah kapal karam di perairan Italia.
IOM mengatakan hampir 19.000 migran tiba di Italia melalui laut pada bulan Mei 2016. Jumlah ini dua kali lipat dari bulan April. [Fathurroji/Rus]