Kabul, Gontornews — Pemerintah Afghanistan yang dipimpin Taliban pada hari Senin (26/10/2021) mengumumkan akan membentuk angkatan bersenjata baru untuk negara itu termasuk tentara dari rezim sebelumnya.
Mantan militer Afghanistan dan pemerintah yang didukung Barat runtuh pada 15 Agustus ketika Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari Afghanistan saat Taliban mengambil alih kendali dalam serangan kilat sementara AS dan sekutunya menarik pasukannya setelah 20 tahun di Afghanistan.
Pada bulan September, Taliban menunjuk pemerintah sementara di Afghanistan, menyatakan negara itu sebagai emirat Islam.
Menteri Pertahanan Mullah Mohammed Yaqoob, putra pendiri Taliban Mullah Omar, mengumumkan pembentukan angkatan bersenjata baru pada hari Ahad, dalam pesan audio yang dirilis oleh kementerian pertahanan
Dia mengatakan, kementerian bermaksu untuk menciptakan tentara nasional yang independen, dengan kemampuan darat dan udara untuk “membela negara dengan nilai-nilai mulia”, dan akan mencoba melengkapinya dengan senjata modern.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan kepada Arab News: “Tentara merupakan prioritas dan kebutuhan mendesak negara. Imarah Islam akan bekerja untuk membentuk pasukan yang diberdayakan yang akan bertanggung jawab untuk melindungi warga Afghanistan dan akan memiliki kemampuan untuk mempertahankan perdamaian Afghanistan dengan cara apa pun.”
Dia mengatakan bahwa tentara baru akan terdiri dari pejuang Taliban dan tentara dari rezim sebelumnya. “Tentara ini akan dibentuk dari pasukan baru dan juga pasukan yang bertugas di Tentara Nasional Afghanistan. Kami akan bekerjasama untuk membentuk tentara yang kuat dari kedua kekuatan dan telah melayani Afghanistan,” tambah Mujahid.
Namun, tidak ada komentar apakah pembentukan angkatan bersenjata baru akan didukung oleh negara lain.
Ekonom yang berbasis di Kabul, Hamayoon Frotan, mengatakan: “Membentuk tentara baru membutuhkan uang dan sumberdaya manusia, karena miliaran dolar aset bank sentral Afghanistan yang disimpan di luar negeri telah dibekukan setelah pengambilalihan Taliban.
“Saya percaya bahwa Taliban memiliki sumberdaya manusia, juga bagian dari peralatan yang dibutuhkan tentara yang diperoleh Taliban dari Amerika.”
Dia menunjukkan bahwa dukungan mungkin datang dari Cina dan Rusia, karena kantor berita milik negara Rusia TASS pekan lalu mengutip Presiden Vladimir Putin yang memungkinkan penghapusan gerakan Taliban dari daftar organisasi teroris yang dilarang di Rusia.[]