Bangkok, Gontornews — Departemen Pengendalian Penyakit (Department of Disease Control/DDC) Thailand, Sabtu (19/2/2022), melaporkan jumlah kasus efek samping dari pemberian 120 juta dosis vaksin Covid-19. Direktur Divisi Pengendalian Bahaya dan Penyakit Darurat Kesehatan DDC, Dr Chawetsan Namwat, mengonfirmasi jumlah dan reaksi merugikan akibat vaksin pada 13 Februari silam.
Sejauh ini, Thailand telah menerima 120 juta dosis vaksin yang terdiri dari 26,4 juta dosis vaksin Sinovac, 46,8 juta vaksin AstraZeneca, 14,7 juta vaksin Sinopharm, 27,6 juta vaksin Pfizer dan 4,3 juta vaksin Moderna.
Dr Chawetsan mengatakan bahwa 79 orang mengalami reaksi alergi terhadap vaksin yang mereka terima. Dari sejumlah vaksin yang diberikan, DDC menemukan adanya 43 reaksi alergi oleh Sinovac, 22 oleh AstraZeneca, tiga oleh Sinopharm dan 11 oleh Pfizer.
Ia menambahkan 31 orang menderita perikarditis setelah mendapatkan suntikan vaksin dengan perincian 29 kasus terkait dengan vaksin Pfizer serta masing-masing satu kasus untuk AstraZeneca dan Sinopharm. Selain itu, ada pula kasus trombosis dengan trombositopenia pada enam orang, lima setelah mendapatkan suntikan AstraZeneca dan satu vaksin Pfizer.
Bangkok Post melansir pemerintah menerima 2.081 pengaduan kasus meninggal dunia akibat efek samping vaksin Covid. Tetapi hanya empat yang terkonfirmasi: dua dari trombosis dengan trombositopenia, satu karena syok berat dan satu lagi terkait dengan sindrom Stevens-Johnson.
Selain itu, sekitar 177 kematian berasal dari gejala parah seperti penyakit jantung, pendarahan intraserebral dan trombosis. Sementara 938 kematian lain dikaitkan dengan sistem syaraf yang terinfeksi, pneumonitis dan faktor lainnya. Namun, penyebab yang mendasarinya tidak dapat dikonfirmasi. [Mohamad Deny Irawan]