Demi meningkatkan kerjasama di bidang islamisasi ilmu, Universitas Darussalam (UNIDA) Pondok Modern Gontor bekerjasama dengan International Institute of Islamic Thought (IIIT) Malaysia, mengadakan workshop berskala internasional.
Workshop yang digelar Rabu (6/1) itu mengambil tema “Islamization of Knowledge, Curriculum Reform and Textbook Writing on Islamic Business and Islamic Economics.”
Acara yang berlangsung di Gedung Center for Islamic and Occidental Studies (CIOS) ini, dibuka oleh Rektor UNIDA Prof Dr Amal Fathullah Zarkasyi MA.
“Workshop tematis ini akan dilaksanakan secara kontinyu, dwi bulanan. Bulan ini bertema bisnis dan ekonomi. Insyaallah dua bulan lagi dilanjutkan dengan tema-tema yang lain,†paparnya.
Sementara itu Prof Dr Habib Chirzin yang memberikan sambutan setelah Prof Amal menegaskan kembali apa yang pernah dikatakan oleh salah satu pendiri Pondok Modern Gontor, KH Imam Zarkasyi, tidak ada dikotomi ilmu.
“Yang ada adalah seratus persen ilmu agama dan seratus persen ilmu umum.â€
Workshop internasional ini menghadirkan tiga pembicara. Mereka adalah Prof Dato Wira Dr Jamil Osman dan Prof Dr Muhammad Abdul Hamid dari Malaysia, serta Dr Hamid Fahmy Zarkasyi MA dari UNIDA.
Prof Usman berbicara seputar peta gerakan islamisasi ilmu di beberapa negara, termasuk Hongkong, Kamboja, dan Thailand.
Kemudian dilanjutkan dengan sejarah universitas pertama dalam Islam, yaitu Qarawin University di Maroko dan al-Azhar University di Kairo,Mesir. Selanjutnya tentang sejarah perguruan tinggi di dunia Islam dan non-Islam.
Adapun Prof Abdul Hamid menjelaskan tentang membaiknya perkembangan perbankan Islam dan industri keuangan Islam. Perkembangan ini lebih cepat dibandingkan dengan perbankan dan keuangan konvensional.
Sementara itu Hamid Fahmy Zarkasyi yang tampil sebagai pembicara terakhir memaparkan dengan jelas seputar worldview Islam sebagai asas islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer.
“Islamisasi bukan sesuatu yang baru, tapi sudah ada sejak adanya Islam. Dulu tidak perlu labelisasi Islam, karena semua ilmu sudah Islam. Tapi berbeda dengan sekarang, karena adanya konsep ilmu di Barat, makanya diperlukan labelisasi istilah Islam,†papar Hamid.
Workshop yang dimoderatori Dr Nur Hadi Ihsan ini menarik minat peserta. Hal ini terlihat dari antusiasme peserta yang mengajukan pertanyaan di sesi tanya jawab.
Workshop hari kedua dilanjutkan di Kampus UNIDA Mantingan. “Dari workshop ini diharapkan muncul textbook karya dosen-dosen UNIDA Gontor sebagai buku panduan ajar,†jelas Ketua Pelaksana Workshop Dr M Kholid Muslih MA. ï® Harda-Muttaqin