Hanoi, Gontornews — Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh, Selasa (24/8/2021), mengirim surat kepada badan kesehatan dunia untuk mempercepat pendistribusian vaksin COVAX. PM Chinc meminta WHO memprioritaskan Vietnam seiring kenaikan jumlah kasus Covid-19 varian Delta yang sangat menular serta lambannya vaksinasi.
Rencana pengadaan vaksin Vietnam membuat kampanye vaksinasi berjalan dengan lambat. Vietnam yang memilih tidak bergantung dengan vaksin asal Cina seiring terbatasnya akses vaksin dari Barat. Sejauh ini, Vietnam baru memperoleh 2,7 juta dosis vaksin asal Cina. Vaksinasi Vietnam tertinggal dari Kamboja, Laos dan Indonesia yang berhasil menjaga tingkat vaksinasi dengan mengandalkan pasokan vaksin asal Beijing.
Pada pertemuan dengan PM Chinch, Pemerintah Cina, melalui Duta Besarnya untuk Vietnam, menyumbangkan dua juta dosis vaksin. Sehari setelahnya, Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris menawarkan 1 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech bagi Vietnam.
Selain mempercepat program vaksinasi, Vietnam juga memberlakukan penguncian di sejumlah kota seperti Ho Chi Minh City. “Ketika jumlah kasus menjadi sangat tinggi dan mungkin karena varian Delta, penguncian menjadi kurang efektif secara signifikan serta membuat pelacakan kontak pasien menjadi sangat sulit, kata Roger Lord dari Australian Catholic University, sebagaimana dilansir Channel news Asia.
Vietnam baru berhasil menginokulasi 2 persen dari total 98 juta populasinya. Angka ini termasuk yang terendah di Asia. Ketimbang berusaha mendapatkan akses vaksin, pemerintah Vietnam justru lebih memilih untuk memberlakukan penguncian ketat.
“Jika tingkat vaksinasi tetap terlalu rendah, Vietnam dapat menyusul Indonesia serta berisiko terinfeksi varian lain dari populasi yang belum mendapatkan vaksin,” tutup Lord. [Mohamad Deny Irawan]