Samarinda, Gontornews — Kapal berbendera Indonesia kembali menjadi korban penyanderaan kelompok perompak Filipina. Kali ini yang menjadi korbannya adalah kapal tugboat (TB) Charles 001 dan kapal tongkang (TK) Robby 152 di Laut Sulu, Filipina Selatan.
Penyanderaan yang terjadi di Laut Sulu terbagi atas dua tahap pada 20 Juni 2016. Pertama pada pukul 11.30 dan kedua sekitar 12.45 waktu setempat oleh dua kelompok bersenjata yang berbeda. Penyandera menahan 7 ABK dan melepaskan 6 ABK lainnya.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri Retno mengecam penyanderaan terhadap WNI oleh kelompok bersenjata di Filipina selatan. “Kejadian yang ketiga kalinya ini sangat tidak dapat ditoleransi,†kata Retno.
Menurut pengakuan Rudi Kurniawan yang mengendalikan kapal tugboat Charles 001, saat melintasi perairan Filipina Selatan, dua speed boat melaju kencang mengejar di kiri dan kanan TB Charles. Dalam posisi yang semakin mendekat, belasan pria mengacungkan senjata api ke arah badan kapal sambil memerintahkan Rudi menghentikan kapal.
“Mereka ini kelompok Abu Sayyaf. Apalagi sebelumnya pernah terjadi pembajakan kapal di perairan Tawi Tawi,†ujarnya seperti dilansir beritanews.
Beberapa saat, sebagian sudah ada yang naik ke kapal sambil menodongkan senjatanya ke arah kru kapal. Rudi menghitung, setidaknya tujuh pembajak naik ke dalam kapal. Seorang di antaranya yang berlogat Melayu langsung mencari para teknisi mesin TB Charles. Mereka menahan Ferry Arifin (nahkoda), Muh Mahbrur Dahri (KKM) dan Edi Suryono (masinis II).
Sambil menodongkan senjata, para perompak ini mengikat tangan para masinis dengan tali. Seluruh alat komunikasi TB Charles tidak luput dari jarahan komplotan pembajak lain. Kebingungan sempat melanda kru kapal karena para penyandera ini pergi meninggalkan kapal.
Belum sempat kapal Charles pergi ke perairan yang lebih aman, datang speed boat kedua yang juga berisi beberapa pria bersenjata api. Sempat terjadi kejar-kejaran antara kapal pembajak dengan TB Charles selama beberapa menit hingga akhirnya mereka berhasil menyandera kembali kapal Charles karena kalah kecepatan.
Gerombolan perompak kedua ini tak kalah garang dibanding kelompok pertama. Mereka berseragam loreng coklat yang dilengkapi rompi anti-peluru. Para penyandera ini membawa tujuh ABK dan menbiarkan kru lainnya.
Kepanikan kru TB Charles kembali pecah setelah kapal perompak beranjak pergi. Segera saja kru TB Charles memacu kapal agar bisa keluar dari perairan Jolo.
“Selama 35 jam, kami bergantian memacu kapal keluar dari perairan Jolo hingga tiba di Berau dan langsung menghubungi perusahaan lewat ponsel yang tersisa,†pungkas Andi Wahyu salah sauu Mualim kapal.
Dikethui, ketujuh awak kapal yang disandera kelompok Abu Sayyaf adalah Ferry Arifin (nahkoda), Mabrur Dahri, Suryono, Ismail, Moh Nasir, Moh Sofyan, dan Robin Peter. Mereka minta tebusan uang sebesar 20 juta ringgit atau sekitar Rp 60 miliar. [Ahmad Muhajir/Rus]