Baghdad, Gontornews — Perdana Menteri Irak, Adel Abdul Mahdi menjanjikan serangkaian reformasi sebagai respon dari demonstrasi anti pemerintah yang sudah berlangsung hampir sepekan.
Dikutip dari kantor berita AFP, bahwa rangkaian reformasi yang dijanjikan kabinet Abdul Mahdi terdiri dari beberapa hal yang menjadi tuntutan para demonstran, diantaranya mengenai distribusi tanah, pendaftaran militer dan kenaikan tunjangan kesejahteraan untuk keluarga yang membutuhkan.
Selain itu, menanggapi jumlah pengangguran para pemuda yang telah mencapai sekitar 25 persen menurut Bank Dunia, pemerintah mengatakan akan menciptakan lapangan pekerjaan yang besar dan meningkatkan kualitas kemampuan bagi mereka yang tidak bekerja.
Observatory for Human Rights di Irak mengatakan sebanyak 105 orang telah tewas selama aksi protes yang berlangsung selama lima hari.
Pemerintah secara resmi telah menetapkan para demonstran yang terbunuh sebagai korban, dan akan memberikan kompensasi bagi keluarga mereka.
Irak telah diguncang oleh protes yang berlangsung selama berhari-hari. Ribuan demonstran yang sebagian besar pemuda telah berdemonstrasi di berbagai bagian negara itu. Mereka menentang korupsi, pengangguran, dan layanan publik yang buruk.
Sementara itu, menanggapi aksi para demonstran, pasukan keamanan merespons dengan menggunakan meriam air, gas air mata, peluru tajam dan peluru karet, mengakibatkan ratusan orang tewas dan lainnya luka-luka.
Ketegangan telah diperburuk oleh pemadaman internet yang terjadi secara total, untuk mencegah pengunjuk rasa berkomunikasi satu sama lain atau memposting rekaman demonstrasi yang berlangsung ricuh.[Devi Lusianawati]