Islamabad, Gontornews — Arab Saudi telah setuju untuk memberikan Pakistan US$ 3 miliar untuk jangka waktu satu tahun karena negara Asia Selatan itu menghadapi krisis ekonomi yang ditandai dengan meningkatnya defisit pembayaran dan berkurangnya cadangan mata uang asing.
Kerajaan Teluk itu juga menjanjikan pinjaman tambahan senilai hingga US$ 3 miliar dalam pembayaran ditangguhkan untuk impor minyak, kementerian luar negeri Pakistan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (23/10).
Kesepakatan itu terjadi saat kunjungan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan ke Riyadh, di mana ia bertemu Raja Salman bin Abdulaziz dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Khan juga menghadiri konferensi high-profile investment yang dibuka di ibukota Saudi pada hari Selasa.
“Disepakati Arab Saudi akan menempatkan deposit US$ 3 miliar untuk jangka waktu satu tahun sebagai keseimbangan dukungan pembayaran,” kementerian luar negeri Pakistan mengatakan.
Tambahan fasilitas pembayaran ditangguhkan untuk impor minyak akan berlaku selama tiga tahun, yang akan ditinjau kembali sesudahnya, kementerian tersebut menyatakan.
Pemerintah Pakistan, yang dipimpin oleh pemain kriket yang beralih menjadi politisi Khan, mewarisi tantangan ekonomi ketika berkuasa bulan Juli.
Sebelum berangkat ke Riyadh, Khan mengatakan negaranya “putus asa” untuk menopang cadangan mata uang asingnya, yang berada pada level terendah dalam empat tahun yakni US$ 8,4 juta.
Pakistan saat ini menghadapi krisis neraca pembayaran – dengan defisit hampir US$ 18 miliar, menurut angka terbaru dari Bank Negara Pakistan, sementara utang sektor publiknya mencapai US$ 75,3 miliar – yang merupakan 27 persen dari produk domestik bruto Pakistan. [Rusdiono Mukri]