Ngawi, Gontornews — Pernahkah terlintas, bagaimana posisi bahasa Arab di dunia farmasi yang kini didominasi istilah Inggris dan Latin? Meski sering dianggap klasik, bahasa ini memiliki sejarah besar sebagai bahasa ilmuwan hebat di masa lalu. Di Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, topik ini menjadi bahan diskusi menarik: Apakah bahasa Arab masih relevan bagi mahasiswi farmasi? Simak ulasan lengkapnya!
Tiga dosen Universitas Darussalam Gontor: Muthmainnah Choliq, SAg, MPd, Siti Nikmatul Rochma, MPd, dan Halimah As Sa’diah, MPd, dengan dukungan dari Lembaga Penelitian dan Inovasi UNIDA Gontor, menggali berbagai persepsi mahasiswi terkait pembelajaran istilah farmasi dalam bahasa Arab. Meskipun kurang dominan, bahasa Arab tetap penting dan diperlukan untuk memahami literatur klasik dan peluang karier di negara-negara berbahasa Arab.
Sebagian besar mahasiswi merasa bahwa bahasa Arab kurang relevan untuk praktik farmasi modern, mengingat istilah farmasi lebih banyak dipengaruhi bahasa Inggris dan Latin. Namun, ada juga yang melihat penguasaan bahasa Arab sebagai nilai tambah, terutama dalam memahami literatur farmasi klasik yang kaya wawasan. Bagi mereka, kemampuan ini bahkan bisa meningkatkan daya saing, terutama bagi yang berencana berkarier di negara-negara berbahasa Arab.
Namun, pembelajaran farmasi berbahasa Arab bukan tanpa tantangan. Beberapa mahasiswi mengaku kesulitan menghafal istilah yang kompleks dan memahami struktur bahasa Arab yang berbeda. Meskipun demikian, tantangan ini justru dilihat sebagai kesempatan untuk lebih mengapresiasi warisan intelektual Islam yang turut membentuk perkembangan farmasi. Penguasaan bahasa Arab juga dianggap membuka peluang karier yang lebih luas, terutama dalam kolaborasi internasional dengan profesional farmasi di Timur Tengah. Dengan pendekatan yang tepat, bahasa Arab tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga jembatan untuk memperkuat posisi profesional di dunia farmasi global.
Data dalam studi ini dikumpulkan melalui kuesioner yang disebar kepada 32 mahasiswi UNIDA Gontor, dengan proses pengumpulan yang memakan waktu sekitar tiga bulan. Metode yang dipakai yaitu deskriptif-kuantitatif untuk menggali pandangan mahasiswi tentang pembelajaran farmasi dalam bahasa Arab. Pendekatan deskriptif membantu kita melihat tantangan dan manfaat, sedangkan kuantitatif memberi gambaran seberapa besar relevansi bahasa Arab di dunia farmasi.
Dengan hasil yang sudah ada, penting sekali untuk terus menggali lebih dalam tentang topik ini. Di tengah dominasi bahasa Inggris dan Latin, bahasa Arab memiliki posisi yang tidak bisa diabaikan. Menelusuri lebih lanjut akan membuka peluang untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan tentunya memberikan dampak positif untuk karier di dunia farmasi. Melanjutkan riset ini juga dapat memastikan jika warisan intelektual Islam tetap hidup di tengah perkembangan ilmu pengetahuan global. []