Sochi, Gontornews–Hubungan pemerintah Indonesia dengan pemerintah Federasi Rusia memasuki babak baru dengan ditandai pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Putin yang berlangsung di kediaman Presiden Putin di Bocharoc Rucey, Sochi Kamis, (19/5).
Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin setelah melaksanakan konferensi pers usai pembicaraan bilateral antara kedua negara. Dalam pertemuan tersebut, pemerintah sekapat untuk menandatangani lima nota kerjasama di bidang pertahanan, arsip nasional, arsip Kemlu, budaya, serta Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing.
“Saya dan Presiden Putin sepakat perkuat kerjasama di bidang pertahanan. Tadi juga kita bahas kerjasama di bidang alih teknologi, bidang produksi bersama, dan pendidikan serta pelatihan,” ujar Presiden berdasarkan tim komunikasinya di Jakarta.
Indonesia dan Rusia, kata Presiden Jokowi akan terus bekerjasama untuk pemberantasan terorisme dan meningkatkan pertukaran informasi inteligen di bidang terorisme, pariwisata dan pertambangan minyak dan gas.
Presiden juga memuji hubungan bilateral antara Indonesia dengan Rusia yang dibangun sejak 60 tahun silam.
“Hubungan sejarah panjang kita sejak Presiden Soekarno perlu kita tingkatkan lagi sekarang ini dan saya ingin agar hubungan ekonomi, hubungan politik, hubungan budaya ini juga dikembangkan lagi,” jelas Presiden.
Di penghujung negosiasinya, Jokowi kemudian mengundang Putin sebagai mitra dekat Indonesia untuk berkunjung ke Jakarta.
“Dengan segala hormat, saya mengundang Presiden Putin untuk melakukan kunjungan ke Indonesia,” katanya seperti dilansir rbthindonesia.
Presiden Putin menyatakan apresiasinya atas pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi termasuk isu internasional. Putin mengatakan negaranya ingin dapat meningkatkan nilai perdagangan bersama Indonesia. Pemimpin Rusia juga sepakat untuk bersama-sama meningkatkan arus wisatawan.
“Tahun lalu, Indonesia telah membebaskan visa untuk warga Rusia selama 30 hari. Kemungkinan untuk menerapkan kesepakatan antarpemerintah terkait penyederhanaan prosedur visa sedang dikerjakan,” kata Putin.
Putin berharap hubungan ini akan terus meningkat dan Indonesia semakin merasakan kerjasama dengan pemerintah Rusia. Â “Saya harap delegasi Indonesia dapat merasakan keramahan Rusia,” ungkap tuan rumah KTT Rusia-ASEAN yang diselenggarakan tanggal 17-20 Mei 2016 yang dihadiri Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei, Vietnam, Kamboja, Laos, dan Myanmar ini.
Sebelumnya, hubungan Indonesia – Rusia pernah renggang setelah Peristiwa G 30 S/PKI 1965. Namun setelah Indonesia memasuki reformasi, hubungan RI dengan negara yang menjadi rival Amerika Serikat di kancah internasional ini semakin menguat dengan berbagai macam kerjasama bilateral. [Ahmad Muhajir/DJ]