Jeddah, Gontornews — Para ekonom menilai, perdagangan antara negara-negara Teluk termasuk Arab Saudi dengan Inggris kemungkinan akan meningkat pasca Brexit.
“Jatuhnya pound sterling pasti akan menguntungkan Arab Saudi dalam hal impor,” ujar Al-Shaikh, Chief Economist kelompok National Commercial Bank (NCB).
Pernyataan itu disampaikan karena pasar saham global kehilangan sekitar US$ 2 triliun pada Jumat (24/6) setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa.
Sedangkan nilai pound sterling memecahkan rekor terendah dalam 31 tahun, hanya sehari setelah Brexit memenangkan referendum.
Sterling turun 10 persen terhadap dolar AS hari Jumat ke level terlemah dalam 31 tahun setelah warga Inggris memutuskan meninggalkan Uni Eropa.
“Jatuhnya sterling akan membuat dolar lebih kuat dari sebelumnya. Karena riyal dipatok terhadap dolar, itu akan membuat impor Inggris lebih murah untuk Arab Saudi,” kata Al-Shaikh seperti dikutip Arab News, Sabtu (25/6).
sementara itu, James Reeve, wakil kepala ekonom dan asisten manajer umum di Samba Financial Group, mengatakan Brexit akan berdampak langsung dalam hubungan Arab-UK.
“Impor Saudi dari Inggris akan lebih murah,” katanya kepada Arab News. [Rusdiono Mukri]