Tal Abyad, Gontornews — Sebanyak delapan orang tewas dalam sebuah ledakan di Kota Tal Abyad, yang dikuasai Turki, Minggu (10/11). Ankara sendiri menuduh Kelompok Kurdi berada di balik insiden yang terjadi di wilayah timur laut negara itu.
“Delapan warga sipil kehilangan nyawa mereka dan lebih dari 20 lainnya cedera dalam serangan oleh kendaraan yang terjebak jebakan,” kata Kementerian Pertahanan Turki dalam sebuah pernyataan, Aljazeera.
Desa Suluk, lokasi ledakan berjarak sekitar 10 km di selatan perbatasan. Saksi mata mengatakan ledakan berasal dari sebuah truk kecil di luar toko roti.
Setelah mencapai kesepakatan dengan Rusia dan AS, Turki mulai menghentikan serangannya ke kelompok Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) yang dianggap Turki sebagai kelompok teroris dengan menetapkan batas wilayah setidaknya 30 km (20 mil) dari perbatasan dengan Turki.
Namun menurut Turki, Moskow dan Washington telah gagal memenuhi komitmen mereka berdasarkan perjanjian bulan lalu yang menyatakan bahwa YPG harus mundur dari perbatasan. Sehingga Presiden Turki, Recep Tayyep Erdogan memperingatkan keduanya bahwa serangan itu dapat kembali dilanjutkan.
Sabtu kemarin, Erdogan berbicara kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin melalui telepon pada hari Sabtu, dan sebelumnya bertemu Trump di Washington pada hari Rabu.
Serangan Turki tersebut mendapatkan kecaman internasional lantaran kekhawatiran akan melemahkan upaya untuk mencegah Negara Islam Irak dan Levant (ISIL atau ISIS) muncul kembali di Suriah, serta kesulitan dalam mengeluarkan krisis kemanusiaan dalam konflik yang telah berlangsung delapan tahun itu.
Sementara itu, Operasi Turki sendiri bertujuan untuk merebut sebidang tanah sedalam 30 km di sepanjang perbatasan 440 km antara kedua negara.
Ankara mengatakan ingin membangun zona aman untuk dijadikan pemukiman bagi dua juta dari 3,6 juta pengungsi Suriah yang ditampung di Turki karena perang.[Devi Lusianawati]