Baku, Gontornews — Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan, Prof Dr Husnan Bey Fananie, mengatakan bahwa santri telah merasakan pendidikan sebagai diplomat. Bagi cucu pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, KH Zainuddin Fananie, itu slogan βDari Gontor, kita menyapa Indonesiaβ merupakan slogan khas diplomat.
βKalau saya berbicara tentang maβhad, pesantren atau Gontor, saya ingat sekali slogan βDari Gontor, kita menyapa duniaβ merupakan bagian dari pendidikan diplomasi,β kata Husnan dalam seminar online betajuk β Kiprah Santri di Dunia Diplomasi, Ahad (19/4).
Husnan mengatakan bahwa pesantren telah menjelma sebagai lembaga pendidian paling komplet di dunia. Pesantren, sebut Husnan, tidak hanya memproduksi cendekiawan muslim tapi juga memproduksi profesi-profesi lain.
βSebagai santri, kita sudah dididik sebagai diplomat. Kita disuruh berdiplomasi kepada seluruh umat manusia,β jelas anggota Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor tersebut.
Bagi Husnan, santri adalah diplomat. Ia pun mengaku sampai saat ini dan sampai kapanpun status santri akan terus melekat.
βKalaupun ada yang menjadi kiai, ulama atau pimpinan pondok pesantren, itu pengecualian. Tapi, ia juga tetap seorang santri yang memiliki guru,β ujarnya dalam diskusi yang diikuti lebih dari 500 orang melalui aplikasi Zoom
βKiprah santri dalam dunia diplomasi. Saya katakan dari awal, santri dan diplomasi itu tidak dilepaskan dan memiliki satu makna. Santri itu adalah orang-orang yang akan menjadi penghimbau, penganjur, pasti dia orang yang mengerti budi bahasa.β
βKalau di ma’had, budi bahasa bermakna akhlakul karimah dan harus diimbangi dengan jasmani yang sehat,β pungkasnya dalam acara yang digagas oleh IKPM Turki tersebut. [Mohamad Deny Irawan]