Kairo, Gontornews — Pesawat Egypt Air dari Paris ke Kairo dengan 66 penumpang termasuk awak pesawat jatuh di Laut Mediterania, Kamis (19/5) pagi, kata para pejabat Mesir dan Yunani.
Perdana Menteri Mesir Sherif Ismail mengatakan terlalu dini untuk mengatakan penyebab jatuhnya pesawat, masalah teknis atau serangan teror. “Kita tidak bisa mengesampingkan apa pun,” katanya kepada wartawan di Bandara Kairo, Mesir.
Egypt Air hilang dari pantauan radar sekitar pukul 2:45 waktu lokal. Ketika itu pesawat berada di ketinggian 37.000 kaki. Airbus A320 itu menghilang 10 mil (16 kilometer) setelah memasuki wilayah udara Mesir, sekitar 280 kilometer (175 mil) di lepas pantai Mesir, utara kota pelabuhan Alexandria.
Pejabat penerbangan Mesir mengatakan, pesawat itu jatuh dan saat ini dalam proses pencarian puing-puing. “Jatuhnya pesawat itu telah dikonfirmasi,” katanya.
Konstantinos Lintzerakos, direktur Otoritas Penerbangan Sipil Yunani, memberikan komentar yang hampir sama dengan yang diberikan oleh Egypt Air.
Menurutnya, pengontrol lalu lintas udara Yunani berada dalam kontak dengan pilot yang melaporkan tidak ada masalah saat pesawat melaju di ketinggian 37.000 kaki, dengan kecepatan 830 kilometer per jam.
Petugas bandara mencoba untuk melakukan kontak dengan pilot di 10 mil (16 kilometer) sebelum pesawat keluar dari wilayah Informasi Penerbangan Yunani. Namun pilot tidak menanggapi.
Mereka terus mencoba untuk berbicara dengan pilot sampai pukul 03:29 waktu setempat (02:29 waktu Mesir) ketika pesawat itu menghilang dari radar Mesir, 11 kilometer (7 mil) tenggara Pulau Kreta, Yunani.
Pesawat militer dan kapal Angkatan Laut Mesir juga ambil bagian dalam operasi pencarian di lepas pantai Mediterania Mesir untuk menemukan puing-puing pesawat yang membawa 56 penumpang, termasuk satu anak dan dua bayi, serta 10 awak pesawat. Sang pilot dikabarkan telah memiliki lebih dari 6.000 jam terbang. Artinya, kemungkinan terjadinya human error sangat kecil.
Yunani juga ikut dalam pencarian dan operasi penyelamatan dengan menggunakan dua pesawat. Sementara helikopter bersiaga di Pulau Karpathos untuk penyelamatan dan pertolongan jika diperlukan. [Fathurroji/Rus]