Kuwait City, Gontornews — Emir Kuwait, Rabu (18/5), mendesak pihak-pihak yang bertikai di Yaman untuk terus maju dalam perundingan damai, sehari setelah delegasi pemerintah mengancam untuk mundur dari perundingan yang ditengahi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Sabah, yang negaranya menjadi tuan rumah perundingan damai, meminta kedua belah pihak untuk terus melakukan negosiasi demi mencapai hasil positif, lapor kantor berita resmi Kuwait (KUNA) sebagaimana dirilis arabnews, Rabu (18/5).
Sikap Emir Kuwait ini dilontarkan setelah ia bertemu secara terpisah dengan kedua delegasi dan utusan PBB, dalam upaya untuk ‘menyelamatkan’ perundingan yang dimulai empat minggu lalu.
Pejabat senior Kuwait telah berulang kali memediasi dan berusaha untuk mencegah gagalnya perundingan yang bertujuan mengakhiri pertumpahan darah hampir 14 bulan.
Menteri Luar Negeri Yaman Abdulmalek Al-Mikhlafi, yang memimpin delegasi pemerintah, Selasa (17/5) mengancam untuk mundur dari pembicaraan dengan pemberontak yang didukung Iran, dan memberikan kepada utusan PBB ‘kesempatan terakhir’ untuk membuat mereka mematuhi resolusi PBB.
Dia mengatakan, para pemberontak harus mematuhi Resolusi 2216 Dewan Keamanan PBB yang menuntut para pemberontak mundur dari daerah yang mereka duduki sejak 2014 dan menyerahkan senjata.
PBB memperkirakan, sejak konflik meletus di Yaman Maret tahun lalu, lebih dari 6.400 orang telah tewas dan 2,8 juta orang mengungsi. [Rusdiono Mukri]