Ankara, Gontornews–Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji untuk merombak militer dalam menanggapi kudeta gagal pekan lalu, negara baru memberlakukan kondisi darurat, dan akan digunakan untuk menekan dengan membersihkan negara dari para penghinat.
Upaya Turki dalam melakukan pembersihan ini dikritik luar, namun demikian menteri kehakiman mengatakan Turki tidak akan tunduk pada tekanan dari Uni Eropa untuk menyingkirkan memulihkan hukuman mati untuk menjalankan komplotan ini.
Erdogan mengatakan kepada Reuters, Dewan Agung Militer pemerintah, yang diketuai oleh perdana menteri dan termasuk menteri pertahanan dan kepala staf, akan mengawasi restrukturisasi angkatan bersenjata. “Mereka semua bekerja sama untuk apa yang mungkin dilakukan, dan dalam waktu yang singkat struktur baru akan muncul. Dengan struktur yang baru ini, saya yakin tentara akan mendapatkan darah segar,” kata Erdogan.
Berbicara di istananya di Ankara, yang ditargetkan selama upaya kudeta, kata dia kudeta baru mungkin tapi tidak akan mudah karena pemerintah kini lebih waspada. “Sangat jelas bahwa ada kesenjangan yang signifikan dan kekurangan dalam kecerdasan kita, tidak ada gunanya mencoba untuk menyembunyikannya atau menyangkalnya,” kata Erdogan.
Radio Swedia melaporkan pada Jumat bahwa Turki meminta warga negaranya yang tinggal di luar negeri untuk melaporkan orang-orang dan organisasi yang mendukung Fethullah Gulen. [Fathur/DJ]