Sekelompok anak dari Indonesia Timur, Papua, Maluku dan Makassar diantar orang tuanya ke Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Awalnya mereka enggan masuk ke pondok apalagi Gontor yang dikenal dengan disiplin ketat, sudah kebayang di pikirannya berbagai aturan menyusahkan.
Semua bayangan itu sirna saat memasuki gerbang PMDG ternyata yang dilihat pertama kali lapangan sepak bola. Hidupnya kembali bergairah dengan penuh semangat dia membayangkan, lapangan sepak bola ini yang akan bikin betah hidup di pondok.
Anak-anak lain yang berasal dari Pulau Sumatera, Jakarta dan Bandung, mereka datang ke PMDG setelah mendapat gambaran dari orang tuanya tentang keunggulan mondok di Gontor. Anak-anak ini menjalani ujian Capel dengan normal berstatus santri baru, tinggal di asrama bersama santri baru.
Baru tiga hari berada di PMDG mereka didatangi beberapa seniornya, diberi kaos berlogo klub basket ataupun sepakbola. Dalam hati anak baru ini barkata, alangkah enaknya mondok di Gontor, seniornya baik-baik, baru tiga hari mondok sudah diberi kaos bagus gratisan. Tanpa disadari santri baru, itu adalah trik santri senior untuk merekrut anggota klub (firqoh) baru.
Hidup di PMDG kemudian dijalani dengan normal, mengikuti semua aturan dan disiplin pondok, di samping belajar menuntut ilmu anak-anak ini menghabiskan waktunya di lapangan sepakbola, basket, badminton, voli, takraw, tenis meja dan olahraga lain sesuai dengan hobinya masing-masing.
Saat liburan tengah tahun dan akhir tahun tiba biasanya tidak pulang ke rumah. Mengikuti agenda ekspedisi firqohnya (klub) masing-masing, tour keliling kota menggelar eksebisi pertandingan mengekspresikan skill kemampuan sepakbola dan basket melawan klub-klub luar.
Beginilah gambaran siklus santri-santri Gontor era 90-an kira-kira hingga 2005. Setelah mereka jadi alumni pergaulan antarsesama klub olahraga terus berlanjut. Mereka hidup di tengah-tengah masyarakat tetap normal seperti biasanya menjalani profesi di berbagai bidang berbeda tanpa melupakan statusnya sebagai mantan ‘insan firqoh’.
Dari pergaulan ini silaturrahmi tetap terjaga membentuk sebuah komunitas santri alumni Gontor yang sama-sama punya hobi olahraga. Komunitas inilah yang kemudian dilembagakan oleh PMDG dengan meresmikan Forum Olahraga Darussalam dengan sebutan FORDA.
Sabtu (6/1/2023) lalu, di bawah hangatnya sinar matahari bumi Kampung Damai, Ketua Umum PP IKPM Gontor, Ustadz Noor Syahid, melantik pengurus perdana FORDA Gontor di Darussalam Gontor Stadium. FORDA diketuai oleh Al-Ustadz Imam Kamaludin.
Bapak Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH Hasan Abdullah Sahal, dalam sambutannya menyampaikan, ada empat unsur yang bisa membuat olahragawan hebat yaitu fisik, skill, otak dan mental.
“Dalam permainan olahraga empat unsur tersebut akan memperlihatkan karakter seseorang. Misal, main bola tidak mau umpan bola berarti mentalnya tidak bagus karena egois,” kata Kiai Hasan Abdullah Sahal.
Kiai Hasan juga menyampaikan, tujuan dibentuknya forum-forum alumni Gontor untuk membentuk komunitas santri agar selalu berkumpul dengan sesama komunitas yang baik agar bisa memperbaiki komunitas lain yang lebih luas.
FORDA kemudian mengadakan rapat kerja, menyusun program kerja yang akan dikerjakan. Di antara program kerja tersebut antara lain menggelar Gontor Cup pertandingan beberapa Cabor Olahraga dalam rangka memperingati 100 Tahun Gontor.
Event ini akan digelar di Malang (2024), Jakarta (2025) dan Gontor (2026) saat peringatan puncak 100 tahun Gontor. Program kerja lainnya, akan diadakan coaching clinic ke beberapa pesantren dan menyusun SOP pelatihan.
FORDA juga akan membantu PMDG memperbaiki beberapa fasilitas olahraga seperti DGS yang akan diperbarui lagi rumputnya, GOR Gontor dan menstimulus kembali hidupnya cabor takraw yang kelihatannya mulai ditinggalkan.
Selain itu, akan disusun penulisan buku tentang klub-klub olahraga yang ada di Gontor sebagai bentuk kontribusi FORDA memberikan legacy ke generasi selanjutnya.
FORDA juga melihat pentingnya kolaborasi dengan alumni-alumni muda angkatan-angkatan 2005 ke atas hingga alumni 2022. FORDA melihat ada fenomena kecenderungan perbedaan dalam konteks olahraga antara alumni 90-an dan 2000-an yang disebabkan beberapa faktor. Misal, alumni generasi 90-an kecenderungan olahraganya sepakbola sementara olahraga alumni Gen-Z futsal, E-sport atau mobile legend.
Keberadaan FORDA diharapkan bisa jadi jembatan penghubung silaturahmi antaralumni Gontor lintas zaman dan lintas generasi. Ini sesuai dengan karakter olahraga yang universal, menembus sekat-sekat usia yang di ujungnya nanti untuk memperkuat Ukhuwah Islamiyah.
Nama-nama club olahraga di Pondok Modern Darussalam Gontor:
Sepak Bola
- Putra Remaja
- Meteor
- Darussalam
- Darmajaya
Bola Voli
- Safari
- Vio
- Sparta
Bola Basket
- Rajawali
- Toyoco Hartop
- Venus
- Lakers
- Exotic
- Golden Step G
Bulu Tangkis
- Sambut
- Hayam Wuruk
- Garuda
Tenis Meja
- Langlang Buana
- SISGO
Sepak Takraw
- STADA
- Marabunta
- Hawk Desert
- Super Leo []