Bogor, Gontornews – Forum Orangtua Siswa (FOSIS) Sekolah Islam Terpadu (SIT) Insantama Leuwiliang Kabupaten Bogor menggelar “Pengajian Akbar” di Aula SDIT, Sabtu (7/12/2024). Pengajian ini menghadirkan Ustadz Muhibuddin Abdul Aziz, SHI, sebagai pemateri.
Ratusan wali murid hadir pada pengajian bertajuk “Hanya Islam Jalan Selamat” itu. Juga hadir para guru SDIT Insantama Leuwiliang, SMPIT Insantama Leuwiliang, dan pengurus Yayasan Amanah Insantama Leuwiliang.
Dalam tausiyahnya Ustadz Muhib –sapaan akrab Ustadz Muhibuddin Abdul Aziz—menyebutkan Islam merupakan satu-satunya jalan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Karena itu kita mesti bersyukur menjadi seorang Muslim. “Semoga kita bisa istiqamah di jalan Islam hingga maut menjemput,” ujarnya.
Ustadz Muhib lalu mengutip Firman Allah dalam Qur’an surat Ali Imran 19 yang artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
Ia menyebutkan, secara garis besar manusia dikelompokkan menjadi tiga golongan: Muslim, Ahli Kitab, dan Musyrikin. Para ahli kitab yaitu kaum Nasrani dan Yahudi seharusnya mengimani ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad karena kabar akan kedatangan Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir sudah dikabarkan di dalam Al Kitab.
“Tapi mengapa Ahli Kitab sampai sekarang masih ada? Ini karena adanya pengkhianatan dari para pemimpin Ahli Kitab. Mereka menyembunyikan kabar kedatangan Nabi terakhir itu kepada umatnya,” papar mudir Islamic Boarding School Insantama Pusat itu.
Nabi Muhammad SAW menjadi penutup semua nabi, penutup risalah, sehingga tidak ada syariat yang bisa diterima kecuali syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sama dengan inti ajaran nabi-nabi sebelumnya, yakni Tauhid. Maka barangsiapa mencari agama selain Islam setelah diutusnya Nabi Muhammad, dia tidak akan diterima karena Allah tidak meridhainya, dan di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.
Ustadz Muhib lalu mengutip Qur’an Surat Ali Imran ayat 85:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
Artinya: “Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.”
Pada bagian lain tausiyahnya, Ustadz Muhib menjelaskan tentang tiga simpul besar (uqdatul kubra), tiga pertanyaan yang harus dijawab oleh manusia tentang keberadaannya di dunia. Pertama, dari manakah kita berasal? Kedua, untuk apa kita ada dan hidup di dunia? Ketiga, akan ke mana kita setelah ini? Orang-orang yang beriman akan mampu menjawab ketiga pertanyaan ini dengan benar dan menjadikan jawaban itu sebagai penuntun dalam kehidupan di dunia yang sementara ini. []