Jakarta, Gontornews–Pemerintah Indonesia dan Turki memastikan diri untuk menjalin kerjasama dengan Islamic Development Bank (IDB) untuk membangun Islamic Infrastruktur Bank (IIB). Demikian juga Arab Saudi yang memutuskan untuk bergabung sebagai shareholder program kerjasama tersebut.
“Keempatnya akan menjadi pendiri bank tersebut,” kata Menteri Keuangan Indonesia Bambang PS Brodjonegoro seperti dilansir dari India Times belum lama ini.
Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan ini mengatakan, masing-masing pihak akan menyumbang US$300 juta atau sekitar Rp4,09 triliun untuk mendirikan proyek ini. Rencananya, bank ini akan memiliki dua kantor pusat, yaitu di Istanbul Turki dan Jakarta Indonesia.
Sementara, Arab Saudi yang notabene sebagai pemegang saham terbesar di IDB dan beberapa bank syariah terbesar, juga akan menjadi pemegang saham di bank infrastruktur syariah.
Saudi ikut, tapi hanya sebagai shareholder,” kata mantan wakil menteri keuangan itu.
Pemerintah menjelaskan, bank infrastruktur syariah ini akan memiliki dua kantor pusat di dua negara yaitu Indonesia dan Turki.
“Headquarter (kantor pusat)-nya ada di dua negara,” katanya.
Bank infrastruktur syariah ini, ujarnya, direncanakan akan beroperasi pada awal tahun 2017. Bank ini tak hanya melakukan pembiayaan dengan surat utang syariah (sukuk), tapi juga membuka pasar sekunder bagi instrumen finansial syariah lainnya. “Untuk membuka pasar sukuk, kehadiran bank ini sangat penting,” tandasnya. [Ahmad Muhajir/DJ]