Jakarta, Gontornew — Dalam rangkaian acara Sidang Tahunan Islamic Development Bank (IDB) ke-41 2016i, Pemerintah Indonesia dan IDB berkesempatan menandatangani sejumlah perjanjian proyek, yang antara lain pengembangan pendidikan tinggi dan perbaikan kualitas perkampungan kumuh.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menerangkan, salah satu proyek yang ditandatangani kedua belah pihak adalah pengembangan pendidikan tinggi senilai 176,5 juta dolar AS. Pinjaman tersebut, lanjutnya, akan digunakan untuk pengembangan empat perguruan tinggi di dalam negeri.
“Ada empat lembaga pendidikan tinggi yang akan menerima, yaitu Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Banten, Universitas Malang di Jawa Timur, Universitas Jember di Jawa Timur, dan Universitas Mulawarman di Kalimantan Timur,†terangnya dalam konferensi pers usai penutupan Sidang Tahunan IDB ke-41 di Jakarta Convention Center, Jakarta pada Kamis (19/5).
Pada kesempatan tersebut, Pemerintah Indonesia dan IDB juga menandatangani perjanjian pinjaman untuk proyek perbaikan kampung kumuh (national slump upgrading project) senilai 329,76 juta dolar AS.
Sebenarnya ada satu lagi yaitu pengembangan jaringan transmisi PLN (senilai) 330 juta dolar AS, tetapi karena ada administrasi yang belum bisa diselesaikan, maka penandatanganannya tertunda, tetapi proyek tetap akan jalan dalam waktu dekat,†jelasnya seperti dikutip laman kemenkeu.go.id.
Lebih lanjut Menkeu mengungkapkan, perjanjian proyek yang ditandatangani dalam kesempatan tersebut merupakan bagian dari Member Country Partnership Strategy (MCPS) periode 2016-2020 senilai total 5,2 miliar dolar AS. “Proyek-proyek itu adalah bagian dari total 5,2 miliar dolar AS yang merupakan komitmen IDB kepada Pemerintah Indonesia,†urainya. [Muhammad Khaerul Muttaqien/DJ]